Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Badan Urusan Logistisk (Bulog) akan diperankan kembali seperti era Orde Baru. Bulog bakal direvitalisasi menjadi stabilisator harga komoditas pangan.

Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat koordinasi di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin 6 Agustus 2012.
Selasa, 07 Agustus 2012

SBY Ingin Bulog Seperti di Orde Baru
"Bulog, akibat reformasi dan gerakan privatisasi yang terjadi di waktu yang lalu, tetap memiliki peran stabilisasi, tetapi disadari memang berbeda dari yang sebelumnya," katanya, Senin 6 Agustus 2012.

Menurut dia, harga pangan pada tingkat dunia akan berubah dari masa ke masa akan berfluktuasi, karena penduduk dunia bertambah dan perubahan iklim serta faktor lainnya. ”Waktu terus berjalan ada persoalan kedelai, saya berdiskusi Bulog memerankan peran seperti sekarang. kami putuskan, sekarang dirumuskan dan akan final, bulog akan revitalisasi, kita berikan fungsi konkret,” kata SBY.

Menurut dia, komoditas harga apa yang menjadi peran bulog akan dirumuskan dan jangan sampai kontra produktif. Dalam waktu dekat seperti apa strukturnya, misi peran dan wilayah pekerjaanya diputuskan. ”Misalkan sekarang pembelian beras bulog bagus, ada 2,5 juta dan ke depan sebagai katup pengaman dengan peran dan tugas yang konkret,” ujarnya.


5 Provinsi Penghasil Beras Terbanyak

Perum Bulog melansir pengadaan beras dalam negeri dari awal tahun hingga Juni 2012 mencapai 2.336.217 ton. Bulog menargetkan penyerapan beras petani pada 2012 mencapai 4,1 juta ton.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menjelaskan pulau Jawa masih menjadi penyumbang beras terbesar dibandingkan pulau-pulau lainnya. "Jadi, memang pulau Jawa masih penyumbang beras terbesar dengan total 74,25 persen," kata Sutarto di kantornya, Rabu 4 Juli 2012.

Jawa Timur menjadi provinsi dengan pengadaan beras dalam negeri paling tinggi, mencapai 738.303 ton atau 31,27 persen terhadap volume pengadaan beras nasional. Di peringkat kedua adalah Jawa Tengah dengan total 561.702 ton atau 23,79 persen.

Di peringkat ketiga Jawa Barat 358.720 ton, atau 15,19 persen; disusul Sulawesi Selatan sebesar 237.485 ton atau 10,1 persen; dan di peringkat kelima NTB sebesar 107.139 ton atau 4,6 persen.

Secara angka, lanjut Sutarto, pengadaan beras tahun ini jauh lebih baik dibanding pengadaan tahun 2008, 2010 dan 2011. Pengadaan tahun 2012 hingga bulan Juni telah melewati pengadaan setahun pada 2010 dan 2011. Pengadaan beras pada 2010 dan 2011 secara berturut-turut sebesar 1,89 juta ton dan 1,73 juta ton.

Faktor utama yang membuat pengadaan tahun ini jauh lebih baik dibanding dua tahun sebelumnya karena produksi padi menjadi lebih baik. Bulog setiap hari melakukan penyerapan beras sebesar 10 ribu ton per hari dan pengadaan tertinggi pada panen raya lalu bisa mencapai 30 ribu ton per hari. (VIVA)
ilustrasi
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :