Koordinator Forum Komunikasi Asosiasi Nasional Franky Sibarani mengaku pihaknya melihat aktivitas demo buruh sudah sangat merugikan perusahaan dan telah di luar batas normal.
Bahkan para pengusaha yang tergabung dalam 23 asosiasi mengancam akan menghentikan operasi usahanya kalau tidak ada kepastian hukum atas aksi buruh yang berujung kriminal.
"Kami akan mempertimbangkan untuk melakukan lockout nasional apabila hukum tidak bisa ditegakkan," kata Franky di kantor Asosiasi Pengusaha Tekstil (API) di Gedung Adhi Graha, Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta, Jumat (2/11/2012).
Selain itu, menurutnya aktivitas anarkis para buruh, malah tidak mendapatkan respons dari aparat keamanan itu terkesan dibiarkan.
"Keadaan ini telah mengakibatkan terjadinya konflik horisontal antara pendemo dengan pekerja industri yang ingin mempertahankan pekerjaannya dan masyarakat sekitar yang terganggu hak-hak sipilnya," tambahnya.
Selain itu, tambah Franky akibat aksi demo yang dinilainya sebagai insenden terburuk dalam sejarah hubungan industrial telah menggangu berbagai rencana usaha dan investasi
"Ada keinginan memperluas investasi tertunda. Penambahan kapasitas tidak dilakukan, relokasi pabrik tentu di Jateng dan Jatim meski bukan di sentra industri," tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit menegaskan penghentian aktivitas usaha atau pabrik akan dilakukan karena aduan tentang demo anarkis buruh tidak ditanggapi oleh aparat keamanan.
"Lock out, keadaan sudah tidak berdaya, melaporkan ke aparat tidak ditanggapi, kita memakai hak-hak yang diakui UU. Dengan kegiatan demo, pabrik sepatu rugi Rp 5 miliar per hari," papar Anton.
5 Pabrik Siap Hengkang dari Indonesia
Forum komunikasi Asosiasi Nasional mencatat ada 5 pabrik akan hengkang dari Indonesia ke negara lain. Hal ini terkait demo buruh yang sering terjadi di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya.
"Ada lima pabrik akan meninggalkan Indonesia, yang kelimanya adalah perushaan asing. Ini perhatian yang tidak main-main," kata Koordinator Forum komunikasi Asosiasi Nasional Franky Sibarani di kantor API Gedung Adhi Graha, Jl Jend. Gatot Subroto Jakarta, Jumat (2/11/2012).
Franky yang juga sebagai Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) ini menjelaskan, keinginan investor asing merelokasi pabriknya dari Indonesia terjadi karena ketegasan dan kepastian hukum yang rendah di Indonesia.
"Kalau tidak ada ketegasan dari pemerintah menjamin usaha, lock out nasional akan terjadi," tegasnya dengan keras.
Sementara itu di tempat yang sama Sekjen Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Binsar Marpaung menjelaskan beberapa pabrik sepatu yang baru merelokasi pabrik dari China ke Indonesia akan melakukan hal serupa . Bahkan relokasi pabrik sepatu akan terjadi kalau kepastian hukum atas demo anarkis tidak dihentikan.
"Satu lagi merek terbesar sudah mempertanyakan apa kebijakan pemerintah untuk ini (kepastian hukum). Mereka minta kepastian hukum, jangan satu menetapkan butuh sekian (kenaikan upah), padahal ada jalur tripartit," sambungnya. (detikfinance)