Hari ini sejumlah ormas menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan AS untuk memprotes film berjudul The Innocence of Moslem. Film itu dianggap menghina Nabi Muhammad yang menjadi disucikan oleh umat Islam.
Terjadi dua kali kericuhan saat unjuk rasa berlangsung. Kericuhan pertama terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Pengunjuk rasa membakar ban. Mereka melempari dan merusak mobil pemadam yang berusaha memadamkan api. Kericuhan kedua terjadi sekitar pukul 16.30 WIB, saat pengunjuk rasa akan meninggalkan lokasi.
Polisi menangkap empat pengunjuk rasa yang diduga bertindak anarkis dan memprovokasi massa. "Kini mereka ada di safe house (tempat aman)," ujar Rikwanto. Rikwanto menegaskan, tidak ada peluru yang dilepaskan oleh polisi untuk menghalau pengunjuk rasa.
Munarman Terjengkang Saat Demo Film Anti-Islam
Pentolan Front Pembela Islam, Munarman, sempat terjatuh saat berdiri di atas kursi ketika berorasi dalam unjuk rasa di depan Kedutaan Besar AS, 17 September 2012 sore.
Sebelum terjatuh, Munarman tengah berorasi meminta ratusan massa dari FPI dan Gerakan Reformasi Islam (Garis) berbaris rapi. Konsentrasi massa sedikit terpecah setelah dihalau gas air mata oleh polisi yang berjaga.
Dengan pengeras suara yang dipasang di mobil bak terbuka, Munarman memberi komando kepada massa agar berbaris kembali. Mendadak mobil bak terbuka tempat Munarman berdiri bergerak maju. Sontak Munarman yang tengah berdiri di atas kursi di dalam bak mobil terjengkang ke belakang.
Munarman sempat menimpa koordinator lapangan aksi Bernard Jabar yang berdiri tepat di belakangnya. Peristiwa tersebut terjadi sekelebat mata saja. Setelah itu Munarman dan Bernard kembali berdiri dan melanjutkan seruan-seruan komando.
Aksi ini digelar sebagai bentuk protes atas tayangan film Innocence of Muslim yang beredar bebas di Youtube. Juru bicara Jamaah Ansharut Tauhid, Son Hadi, mengatakan video tersebut melecehkan Islam.
Massa dan polisi sempat bersitegang. Unjuk rasa ricuh setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah massa yang berkerumun di depan gerbang kedubes Amerika Serikat. Massa pun membalas dengan melempar batu dan bom molotov ke arah polisi.
Kapolri: Rusuh di Kedubes AS, Pengamanan Optimal
Kepala Kepolisian RI, Jenderal Timur Pradopo, tak mau disalahkan atas rusuhnya unjuk rasa menentang film Innocence of Muslims di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat siang tadi. “Kami sudah mengamankan kedutaan. Semua (pengamanan) sudah optimal,” kata Timur seusai rapat kerja dengan Komisi Hukum DPR, Senin, 17 September 2012.
Timur menyatakan dibutuhkan tindakan preventif untuk mencegah adanya kerusuhan serupa di perwakilan Amerika Serikat lainnya, baik di Jakarta, Surabaya dan kota-kota lainnya. “Semuanya, Kapolda dan Kapolres sudah melakukan tindakan, baik represif maupun preventif,” kata dia.
Ditemui terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, menyatakan hingga saat ini suasana pengamanan di sekitar perwakilan Amerika Serikat di Indonesia masih kondusif. “Belum ada laporan dari daerah lainnya,” kata dia.
Hari ini unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat berakhir ricuh. Kepolisian Daerah Metro Jaya saat ini sudah mengamankan empat orang anggota organisasi kemasyarakatan yang diduga menyebabkan kerusuhan.
”Ada empat orang yang sudah diamankan. Mereka kedapatan membawa katapel dengan peluru kelereng serta bom molotov. Ini, kan, sudah tidak benar dan melanggar hukum. Kalau kedapatan lagi, akan kita tangkap lagi,” kata Wakil Kepala Polda Metro Jaya, Brigadir Jenderal Suhardi Alius. (tempo)