Desas desus tersebut dikuatkan dengan kabar bila PT IMN memiliki susunan manejemen baru. Presiden Komisaris yang baru dijabat AT, pengusaha besar yang namanya sudah tidak asing lagi didunia bisnis dalam negeri. Dan salah satu direkturnya adalah ES, yang juga menjabat presiden komisaris perusahaan AE.
Presiden Komisaris tersebut diketahui pula menjabat sebagai direktur non-eksekutif disebuah perusahaan yang berbasis di Singapura. Yang bergerak dibidang pengangkutan batubara.
Sayangnya Andreas Reza Nazaruddin, salah satu direktur PT IMN memilih bungkam terkait kabar tersebut. SMS yang dikirim wartawan pukul 15.17 Wib tidak mendapat respon. Begitupula, upaya konfirmasi yang dilakukan Pukul 20.44 Wib juga tidak membuahkan hasil.
Sementara itu, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Banyuwangi saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu kabar tersebut. Saat didesak, Badan yang mengurusi penanaman modal daerah bersikukuh tidak mengetahui perkembangan pengelolaan tambang emas.
"Waduh mas, saya tidak tahu apa-apa," kilah Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Banyuwangi, Abdul Kadir, Selasa (11/09/2012).
Sebelumnya saham PT IMN dipegang oleh pasangan suami istri, Andreas Reza Nazaruddin dan Maya Miranda Ambarsari. Dimasa keduanya, PT IMN terikat komitmen usaha patungan (joint venture) dengan Intrepid Mines Limited, perusahaan asal Australia.
Intrepid mengklaim mengeluarkan dana sebesar USS 100 juta untuk aktifitas pertambangan di Gunung Tumpang Pitu. Joint venture itu akhirnya bermasalah setelah PT IMN dianggap mengingkari kesepakatan yang dituang dalam perjanjian. Kabarnya, Intrepid akan memilih kasus ini ke pengadilan internasional.
Bulan Juni, lalu, Intrepid medesak aliansi mitra lokalnya itu untuk mengubah status perusahaan menjadi PMA. Dengan kata lain, 80 persen saham proyek tambang emas menjadi milik perusahaan asing tersebut.
PT Indo Multi Niaga (IMN), perusahaan yang memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan IUP Operasi atas proyek pertambangan Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur.
IUP itu dikeluarkan bupati setempat untuk lahan seluas 11.621,45 hektar. Tambang Tujuh Bukit disebut-sebut merupakan sebuah pertambangan emas kelas dunia, mempunyai kandungan emas dua kali tambang emas Newmont di Nusa Tengara Timur.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memilih diam menyikapi kemelut pengelolaan tambang emas di wilayahnya. Saat di konfirmasi melalui BlackBerry Massenger, tidak ada respon.
Sebelumnya Anas mengaku Pemkab Banyuwangi akan mendapatkan golden share saham sebesar 10 persen dari PT IMN yang manajemennya telah baru itu. Sayangnya Anas enggan mengungkapkan jatidiri yang ada di manajemen IMN yang baru itu. (detikSurabaya)