Spanduk tersebut terpasang di beberapa lokasi, salah satunya ada di persimpangan Jalan Dharmawangsa Surabaya. Spanduk besar berwarna hijau itu bergambar Khofifah dengan tulisan 'Khofifah Kembali!!! Saatnya Orang NU Jadi Gubernur Jatim', tanpa ada identitas atau lambang sebuah kelompok tertentu sebagai pemasangnya.
Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Mutawakil Alallah saat dikonfirmasi Rabu (26/9/2012) mengatakan, hingga saat ini NU masih belum menyebut siapa sosok yang sesuai dengan kriteria PWNU Jatim untuk running pilgub Jatim. PWNU melihat sejumlah wacana tokoh yang mengaku kader NU bisa jadi hanya mengatasnamakan NU saja. Sebab mereka yang muncul saat ini dinilainya masih belum pasti.
Kiai asal Probolinggo itu mengibaratkan wacana sejumlah tokoh NU yang maju pilgub baru ibarat kembangan dari permainan silat saja. "Ini masih permainan semua. Siapa yang pasti, masih belum. Jadi kalau silat hanya kembangan saja, jurusnya belum," ujarnya.
NU lanjut dia, tak akan menanggapi soal itu. Dan tidak akan memberikan penilaian apapun terhadapnya. Sebab pendapat NU dinilainya cukup signifikan karena bukan hanya untuk kepentingan NU semata, namun juga kepentingan masyarakat secara luas.
Ini juga termasuk soal munculnya wacana Khofifah-Untung S Radjab atau Khofifah-Bambang DG. "Setahu saya, Khofifah belum ada kabar untuk menyatakan diri maju kembali running pilgub Jatim. Kalaupun ini isu ramai di Jakarta. Apa sih yang tidak ramai di sana? Tapi kan belum tentu akan loading ke bawah," imbuhnya.
PWNU akan bersikap hati-hati agar tidak salah mengarahkan warganya dalam pilgub Jatim. Dia juga menyinggung soal banyaknya suara di sejumlah cabang yang menginginkan sudah saatnya NU mempunyai Gubernur sendiri. Apakah Gubernur sekarang bukan representasi dari NU? Dia tak membahasnya.
Yang pasti, lanjut dia, NU sudah pernah melakukan evaluasi terhadap pasangan Pakde Karwo-Gus Ipul. Evaluasi ini terkait sejumlah hal yang wajib disampaikan NU yang merupakan janji mereka dan tidak direalisasikan dengan semestinya. "Kami tidak malu-malu menyampaikannya karena bukan untuk kepentingan NU, tapi masyarakat secara umum," tuturnya.
Evaluasi ini tetap akan dilakukan NU dengan cacatan mereka menganggap sangat penting untuk dilakukan. "Dan ini tidak akan dipublikasikan, sebab ini bukan untuk kampanye. tapi kepentingan umat. Kalau nanti saya sampaikan, saya khawatir dianggap tim sukses," pungkasnya.
Satu Putaran Rp 600 Miliar, Dua Putaran?
Pemilihan gubernur-wakil gubernur (Pilgub) Jawa Timur pada 2013 diperkirakan menelan dana Rp 600 miliar.
Sekretaris Provinsi Jawa Timur, Rasiyo, Rabu (26/09/12) menjelaskan, Pemprov Jatim sudah menyiapkan dana tersebut dalam APBD Jawa Timur selama dua kali. Untuk APBD 2012 telah dialokasikan dana sebesar Rp 100 miliar, dan dalam APBD Jawa Timur 2013, akan dialokasikan lagi Rp 500 miliar.
"Jadi total secara keseluruhan, alokasi dana untuk pilgub 2013 sebesar Rp 600 miliar," katanya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Rasiyo berada di Sumenep, Rabu, untuk membuka gelar budaya kerja tingkat Jatim dan pameran produk unggulan di Graha Adipoday, Sumenep.
"Alokasi dana sebesar Rp 600 miliar itu dengan estimasi pelaksanaan pilgub 2013 hanya berlangsung satu kali putaran. Ya mudah-mudahan benar-benar satu putaran. Saya nggak ingin berandai-andai dululah," ujar Rasiyo.
KPU Provinsi Jawa Timur memutuskan pelaksanaan Pilgub setempat pada 29 Agustus 2013. Selain itu, KPU Jawa Timur juga memutuskan pemilihan walikota-wakil walikota di empat kota, yakni Kota Kediri, Kota Probolinggo, Kota Madiun, dan Kota Mojokerto, dilaksanakan serentak dengan Pilgub Jawa Timur. [beritajatim]