Sejarah di masa lalu, seperti tidak ingin kembali terulang. Generasi emas olimpiade yang dimulai dari Susi Susanti dan Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona, kini terhenti di tahun 2012.
Legenda bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono mengatakan, kegagalan Indonesia berprestasi di bulutangkis dan cabang olahraga lain, karena kesalahan pembinaan dan regenerasi.
“Siklusnya itu, setiap 5 tahun sekali muncul pengganti. Kalau Indonesia sudah lebih dari 10 tahun tidak ada regenerasi. Gagal mempertahankan tradisi emas tidak perlu saling menyalahkan. Namun yang penting segera melakukan pembinaan pemain di masa mendatang, sehingga muncul bibit-bibit unggul,” ujarnya.
Pernyataan yang diungkapkan peraih 8 kali gelar All England itu mengacu pada penampilan keempat Taufik Hidayat di olimpiade. Di nomor tunggal putra, Indonesia kini tidak mampu lagi untuk mencetak pebulutangkis andal. Itulah yang membuat menantu Agum Gumelar itu selalu dipertahankan.
Begitu juga di nomor-nomor yang lain. Tidak ada lagi pebulutangkis seperti Liem Swee King, Susi Susanti, Christian Hadinata, Candra Wijaya, Sigit Budiarto, dan pebulutangkis yang lain.
“Ini semua terjadi karena pembinaan secara massal dan berjenjang tidak ada. Pembinaan cuma dilakukan klub. Seharusnya ada pembinaan bulutangkis di sekolah-sekolah, itu sarana yang tepat mendidik anak-anak usia dini,” katanya.
Sementara itu ratu bulutangkis Indonesia, Susi Susanti mengatakan, untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia, semua pihak harus berperan. “Pemerintah dan PBSI harus berperan aktif membantu kemajuan olahraga. Kita harus bergerak, agar empat tahun lagi medali emas kembali direbut,” katanya. (tribunnews)