Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta – Dunia bulutangkis Indonesia kembali terpuruk. Setelah gagal memberikan yang terbaik di Piala Thomas dan Uber 2012, para pebulutangkis Indonesia kembali mencatatkan hasil buruk di Olimpiade London 2012.

Tim bulutangkis Indonesia seperti menemui tembok penghalang untuk bisa berprestasi.
Sabtu, 04 Agustus 2012

Kegagalan Olimpiade, Kegagalan Pembinaan Olahraga Indonesia
Sejarah di masa lalu, seperti tidak ingin kembali terulang. Generasi emas olimpiade yang dimulai dari Susi Susanti dan Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona, kini terhenti di tahun 2012.

Legenda bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono mengatakan, kegagalan Indonesia berprestasi di bulutangkis dan cabang olahraga lain, karena kesalahan pembinaan dan regenerasi.

“Siklusnya itu, setiap 5 tahun sekali muncul pengganti. Kalau Indonesia sudah lebih dari 10 tahun tidak ada regenerasi. Gagal mempertahankan tradisi emas tidak perlu saling menyalahkan. Namun yang penting segera melakukan pembinaan pemain di masa mendatang, sehingga muncul bibit-bibit unggul,” ujarnya.

Pernyataan yang diungkapkan peraih 8 kali gelar All England itu mengacu pada penampilan keempat Taufik Hidayat di olimpiade. Di nomor tunggal putra, Indonesia kini tidak mampu lagi untuk mencetak pebulutangkis andal. Itulah yang membuat menantu Agum Gumelar itu selalu dipertahankan.

Begitu juga di nomor-nomor yang lain. Tidak ada lagi pebulutangkis seperti Liem Swee King, Susi Susanti, Christian Hadinata, Candra Wijaya, Sigit Budiarto, dan pebulutangkis yang lain.

“Ini semua terjadi karena pembinaan secara massal dan berjenjang tidak ada. Pembinaan cuma dilakukan klub. Seharusnya ada pembinaan bulutangkis di sekolah-sekolah, itu sarana yang tepat mendidik anak-anak usia dini,” katanya.

Sementara itu ratu bulutangkis Indonesia, Susi Susanti mengatakan, untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia, semua pihak harus berperan. “Pemerintah dan PBSI harus berperan aktif membantu kemajuan olahraga. Kita harus bergerak, agar empat tahun lagi medali emas kembali direbut,” katanya. (tribunnews)
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir hanya bisa menyesali kegagalan mereka melangkah ke final Olimpiade 2012

      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :