Magelang -- majalahbuser.com, Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Kabupaten Magelang, Minggu (22/10) dipusatkan di lapangan Drh Soepardi, kota Mungkid . Upacara peringatan HSN yang ke -3 tersebut diikuti lebih dari 10 ribu santri. Terlihat hadir Bupati Magelang Zaenal Arifin, Wakil Bupati H Zaenal Arifin.
Kapolres Magelang AKBP Hari Purnomo, Plt Sekda Drs Eko Triyono, Wakil Ketua DPRD Drs Sorharno, Pabung Kodim 0705 Mayor Joko, Rois Syuriah NU Kabupaten Magelang KH Ahmad Said Asrori, Ketua PC Ansor Anas Munaji, Ketua Banser Sularno.
Tak ketinggalan, para pengasuh Pondok Pesantren Se-Kabupaten Magelang, jajaran Pengurus MWC NU, GP Ansor dan Banser, IPNU, IPPNU, Fatayat dan Siswa siswi SD/MI dan SMP/MTS di bawah naungan NU.
Ketua Tanfidziyah NU Kabupaten Magelang, Dr KH Mahsun MA mengatakan, HSN menjadi momentum revitalisasi etos moral kesederhaan, asketisme, dan spiritualisme. “Momentum ini harus ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan,” katanya.
Menurutnya, perlu digelorakan spirit nasionalisme dan kebangsaan yang mana merupakan bagian dari iman. Hal itu untuk mereduksi arus ideologi fundamentalisme agama yang mempertentangkan Islam dan nasionalisme.
Islam dan ajarannya tidak bisa dilaksanakan tanpa tanah-air. Menurutnya, mencintai agama itu mustahil tanpa berpijak di atas tanah-air. Karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan.
Sementara itu, di Pondok Pesantren Selamat Kota Magelang, peringatan HSN diliputi oleh suasana kebhinekaan yang sangat kental. Pesantren yang berdiri tahun 2009 ini, menampilkan kesenian-kesenian yang dibawakan oleh para siswa yang berasal dari sekolah dengan berbasis agama non-muslim. SD Kanisius Pendowo serta SMA Kristen Indonesia,
Beberapa diantara siswa SMA Kristen Indonesia berasal dari Papua. Mereka menampilkan berbagai seni, seperti tari, menyanyi dan puisi. Semua yang hadir termasuk anak-anak dari beberapa TPQ/TPA dan tokoh masyarakat sekitar menikmati sajian yang mereka persembahkan.
Rangkain acara yang sebelumnya didahului oleh kirab budaya dengan route tempuh dusun sekitar, dan dilanjutkan dengan upacara peringatan HSN, yang diinspekturi oleh Kepala Kemenag Kota Magelang, Anif Solikhin, S. Ag, M. SI dan bertindak sebagai pemimpin upacara, Abdul Munif seorang anggota TNI yang juga seorang santri.
Pengasuh utama Pondok ini, KH Abdurrosyid, S.Pd.i, M.Hum, mengatakan, konsep Kebhinekaan yang digunakan ini sebagai perwujudan kesetiaan santri untuk mengamalkan nilai Pancasila dan UUD 45.
“Sila pertama dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya menjunjung tinggi dan melaksanakan tolerasi antar umat beragama,” ucapnya. Selain mengusung konsep kebhinekaan, HSN juga diisi dengan pameran produk usaha para santri. Pameran ini sesuai dengan tema HSN. “Santri Mandiri, NKRI Kita Hebat”. kata KH Abdurrosyid.
KH Abdurrosyid mengungkapkan, banyak bidang usaha yang di kerjakan santri. Seperti pertanian, produk kesehatan dan kerajinan. Beberapa yang dipamerkan antara lain batik shibori dengan pewarna alami, keset dari kain perca, sabun dari bahan daur ulang, shampo, sabun cuci, pasta gigi. “Ada pula baju dan batik dengan bahan dari serat rami alami,” paparnyanya.
Di bidang pertanian ada tanaman dan buah, mulai dari tanaman organik hingga hidroponik. Seperti lombok, tomat, sereh, pegagan hingga padi jenis cempo yang ditanam di polybag. Dipamerkan juga perikanan air tawar serta kuliner pengolahan ikan, sayur dan aneka wedang tradisional.
Pengasuh utama pondok ini menekankan, dari semua wirausaha yang dijalankan, harus berkesinambungan dengan alam. Oleh karena itu, konsep yang dilakukan adalah alami untuk menjaga kelestarian alam. (hm/her)