RS Baptis menampung 101 korban , RS Bhayangkara 28 korban, RSUD Gambiran 26 korban dan Puskesmas Baluwerti 7 korban.
Kapolres Kediri Kota AKBP Ratno Kuncoro menjelaskan kasus keracunan massal dengan korban mencapai ratusan merupakan kejadian luar biasa sehingga mendapat atensi penanganan. “Kami berharap hasil uji labfor segera keluar supaya masyarakat tidak resah,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (20/12/2012).
Dijelaskan Ratno, Tim Labfor Polda Jatim akan meneliti terkait proses kimiawi dari pengaruh makanan yang diduga penyebab keracunan. Sedangkan penelitian menyangkut bakteri yang menyebabkan keracunan bakal dilakukan tersendiri di laboratorium mikrobiologi.
Untuk menyelidiki kasus keracunan massal ini penyidik akan melakukan penyidikan investigasi ilmiah. Kepolisian tidak bisa menetapkan seseorang sebagai tersangka jika tidak didukung bukti ilmiah. Sejauh ini masih belum ada tersangka kasus keracunan massal serta baru meminta keterangan pihak-pihak yang terkait.
AKBP Ratno Kuncoro memberikan atensi khusus serta langsung memimpin penyelidikan kasus penyebab keracunan. Penjual mie ayam yang dipesan panitia telah dimintai keterangan petugas kepolisian.
Polisi juga bergerak cepat mengamankan sampel sisa mie ayam yang masih tersisa untuk dilakukan penelitian laboratorium Puslabfor Polda Jatim. Penjual mie ayam yang dimintai keterangan atas nama Hery Wahyudi (37) warga Jl Cendana, Kota Kediri.
“Penjual mie ayam bersama sampelnya sudah kami amankan. Termasuk muntahan pasien juga telah diambil untuk dilakukan penelitian. Jika terbukti penjualnya bisa dijerat undang-undang bahan pangan karena mengedarkan makanan yang berbahaya,” tandas Ratno Kuncoro.
Perisriwa ini berawal dari acara perayaan Natal bersama digelar di Gedung KPRI Jl Imam Bahri, Kota Kediri. Kegiatan keagamaan itu berlangsung meriah diikuti sekitar 400 anak-anak usia SD se Kota Kediri.
Selama kegiatan berlangsung juga tidak ada masalah sampai acara usai sekitar pukul 12.00 WIB. Seluruh anak-anak yang pulang mendapat pembagian roti dan mie ayam dalam kemasan kotak stereofoam yang dibagikan kepada undangan yang datang.
Masalah mulai muncul tak kala anak-anak sudah berada di rumahnya masing-masing serta mengonsumsi mie ayam. Berselang sekitar satu sampai dua jam kemudian mereka mulai mengalami gejala perut mual-mual dan kepala pusing hingga muntah-muntah.
Yang menjadi korbannya bukan hanya anak-anak yang mengikuti perayaan Natal bersama, tapi juga anggota keluarga yang ikut menikmati mie ayam. Bahkan dalam satu rumah ada dua sampai tiga orang yang keracunan.
Karena kondisi yang semakin melemah, keluarga korban kemudian membawa ke rumah sakit. Korban pertama yang masuk ke RS Baptis sekitar pukul 14.30 WIB, tak berselang lama puluhan korban lainnya terus berdatangan.
Ada yang dievakuasi naik sepeda motor, becak, mobil serta ambulan. Rata-rata kondisi korban yang dibawa ke rumah sakit sudah lemas karena kehabisan cairan atau dehidrasi. Beberapa anak malahan ada yang menangis dan teriak histeris setelah mendapat pemeriksaan dokter piket di ruang UGD RS Baptis.
Salah satu korban keracunan Erik Antonius Aditya (12) mengaku perutnya mual-mual luar biasa hanya berselang satu jam setelah makan mie ayam kemasan dari panitia. “Perutku terus mual-mual dan muntah-muntah,” tuturnya sembari terbaring di brankar UGD RS Baptis.
Ibunya Ny Rumandi sempat mencoba memberi anaknya minuman air kepala untuk menangkal racun namun tak mempan. Karena kondisi anaknya terus drop kemudian dibawa ke RS Baptis. “Ternyata di rumah sakit korban lainnya juga sudah bergelimpangan di sal perawatan,” tuturnya.
Petugas tim medis RS Baptis sendiri cukup cekatan menangani kejadian luar biasa dengan membawa korban ke ruang perawatan yang ada. Khusus korban yang kondisinya kritis juga langsung dirawat di ruang perawatan khusus serta ICU.
Kapolres Kediri Kota AKBP Ratno Kuncoro memberikan atensi khusus serta langsung memimpin penyelidikan kasus penyebab keracunan. Penjual mie ayam yang dipesan panitia telah dimintai keterangan petugas kepolisian.
Polisi juga bergerak cepat mengamankan sampel sisa mie ayam yang masih tersisa untuk dilakukan penelitian laboratorium Puslabfor Polda Jatim. Penjual mie ayam yang dimintai keterangan atas nama Hery Wahyudi (37) warga Jl Cendana, Kota Kediri.
“Penjual mie ayam bersama sampelnya sudah kami amankan. Termasuk muntahan pasien juga telah diambil untuk dilakukan penelitian. Jika terbukti penjualnya bisa dijerat undang-undang bahan pangan karena mengedarkan makanan yang berbahaya,” tandas Ratno Kuncoro. (Surya/tribunnews)