Tim peneliti masih menyelidiki apakah temuan baru ini merupakan satu kesatuan dengan temuan sebelumnya.
Ketua Tim Peneliti Situs Penatih dari Badan Arkeologi Denpasar, Wayan Suantika mengatakan, lokasi baru penemuan batu padas sisa peninggalan candi ini berada di sisi utara pasraman.
"Dengan adanya temuan baru ini berarti radius temuan candi ini mencapai 57 meter. Namun ada bagian yang terputus. Karena itu, kami masih meneliti apakah temuan-temuan ini adalah satu kesatuan atau tidak,” katanya, Rabu 24 Oktober 2012.
Selain penemuan batu padas, tim juga menemukan struktur batu di lokasi penggalian yang ada di sisi selatan pasraman. Sepengatuan Suantika, keberadaan struktur batu pada candi adalah bagian dari kolam.
Sementara batu padas berbentuk balok dengan dimensi 40 x 40 sentimeter itu diperkirakan adalah peninggalan dari lantai candi. "Kami masih belum bisa memperkirakan siapa pembuat candi ini karena belum bisa melakukan penelurusan sejarah berdirinya candi tersebut," ujar Suantika.
Hal itu terjadi karena penemuan belum lengkap. Tim, sambung Suantika, baru menemukan bagian kaki candi berupa lantai. Sementara bagian badan dan kepala atau atap candi belum satupun ditemukan.
Dari keterangan masyarakat setempat, kata dia, sekitar tahun 1940-an di lokasi ini pernah terjadi aktivitas pengambilan batu padas untuk pembangunan Dam Buagan dan Bandara Ngurah Rai. Menurutnya, bisa jadi hal itu yang menyebabkan tidak ditemukannya badan dan atap dari candi ini.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Arkeologi Denpasar yang mewilayahi Bali, NTT dan NTB, Made Geria, membenarkan informasi dari masyarakat tersebut. Tidak ditemukannya atap candi, imbuh dia, lantaran adanya pengambilan besar-besaran pada jaman sebelum kemerdekaan dahulu.
"Daerah ini dulu dikenal dengan sebutan daerah tegeh (tinggi) dan memang terjadi pengambilan batu padas di lokasi ini," ulas Geria. Karena itu, dia pun menduga atap dan badan candi sudah lenyap dijarah.
Arkeolog: Bangunan Kuno Denpasar Merupakan Candi Hindu
Bangunan kuno yang ditemukan terpendan di Banjar Saba, Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali, diperkirakan sebagai bangunan candi yang dibangun pada abad XIV. Bangunan yang hingga kini masih dalam proses penggalian itu disebut dengan Situs Penatih.
Ketua Tim Peneliti dari Balai Arkeologi Denpasar, I Wayan Suantika, mengatakan dari ciri batu padas yang digunakan, hampir dipastikan bangunan itu merupakan candi Hindu. "Perkiraan ini juga bisa dilihat dari bahan batu padas. Kemudian pada batu padas ini ada lapisan penguat. Lapisan ini ada pada abad XIII dan XIV masehi," papar Suantika di lokasi penemuan, Rabu 24 Oktober 2012.
Hingga kini, dia menambahkan, penggalian dilakukan di tiga titik, mulai dari selatan menuju utara. Penggalian harus melewati beberapa bangunan pasraman (pesantren umat Hindu) milik Ida Resi Bhujangga Wisnawa Gandha Kusuma, seorang pemimpin spiritual agama Hindu.
Penggalian harus dilaakukan secara seporadis di tiga titik. Sebab, di lokasi itu terdapat bangunan rumah milik warga. Penggalian baru bisa dilakukan di tempat yang kosong, tak ada bangunan rumah warga. "Dari tiga titik penggalian bisa ditarik garis lurus dan diduga kuat jika bangunan tersebut masih merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan," kata dia.
Dalam penggalian, tim peneliti menemukan struktur batuan padas pada kedalaman 2,5 meter. Struktur itu, kata Suantika, merupakan bangunan pondasi candi. "Sementara kaki dan tubuh candinya sudah hilang entah ke mana," tutur dia. Suantika menambahkan, hingga kini tim sudah berhasil mengangkat 22 batu. Bentuknya balok, bagian tepinya rapih. Masing-masing memiliki panjang 120 sentimeter, lebar dan tebalnya 40 x 40 sentimeter.
Badan Arkeologi Denpasar telah melakukan penggalian selama sepekan ini. Lokasi situs itu berada di Jalan Trengguli Gang IV D, Denpasar, tepatnya di Pasraman (pesantren umat Hindu) Ida Resi Bhujangga Wisnawa Ganda Kusuma di Banjar Saba, Kelurahan Penatih, Denpasar.
Penemuan candi ini bermula pada akhir September lalu, ketika lima orang warga setempat melakukan penggalian tanah untuk membuat resapan air. Saat penggalian mencapai kedalaman satu meter, para penggali menemukan batu padas ukuran 40 x 40 cm berderet sepanjang 1 hingga 1,1 meter. (VIVA)