Awal mula penyelenggaraan BAS adalah tahun 2010 lalu. Menurut Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda, gelaran ini ditujukan untuk memperingati ulang tahun Kota Bandung yang saat itu genap berusia 200 tahun.
Gelaran pertama, Jumat 24 September 2010, pesawat Super Decathlon PK-NZP jatuh di area Lanud Husein Satranegara. Pesawat itu diterbangkan Alexander Supeli yang tampil memeriahkan BAS 2010. Kecelakaan ini mengakibatkan Alex luka bakar 60 persen, patah tulang kaki, serta trauma di beberapa bagian tubuhnya seperti dada, dan perut. Sebelum meninggal pada 27 September 2010, Alex sempat mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).
Insiden serupa kembali terulang, pukul 11.42 WIB, Sabtu (29/9/2012), sebuah pesawat Bravo AS 202 bernomor registrasi LM 2003 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) jatuh di luar Lanud Husein Sastranegara. Pilot pesawat Bravo 202 Marsekal Purn Norman T Lubis, dan Kopilot Letkol Purn Toni Hartono, tewas di lokasi kejadian.
"Kita akan evaluasi bersama pihak terkait termasuk Lanud Husein Sastranegara untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang terjadi," kata Ayi, Minggu (30/9/2012).
Peran Pemkot Bandung dalam gelaran tersebut adalah sebagai pihak penyelenggara. Pelaksanaan acara diserahkan kepada sebuah event organizer dan Lanud Husein Sastranegara sebagai fasilitator.
Disinggung mengenai dua kecelakaan yang terjadi dalam Bandung Air Show, Ayi mengatakan pihaknya akan mengevaluasi penyelenggaraan acara tersebut. Ada beberapa opsi yang akan dibawa dalam evaluasi tersebut.
"Acara tetap dilanjutkan, Bandung Air Show tidak akan dilanjutkan, atau dilanjutkan dengan beberapa rangkaian acara dihilangkan," jelas Ayi.
Mengenai santunan kepada keluarga korban, Ayi mengatakan bila langkah tersebut diserahkan kepda Wali Kota Bandung sebagai pemangku kebijakan.
Sementara itu, Komandan Lanud Husein Satranegara, Kolonel Pnb Umar Sugeng Hariyono, mengungkapkan akan segera berkomunikasi lebih lanjut dengan Pemkot Bandung. Apakah masa mendatang BAS tetap dilaksanakan, kata Umar, keputusan ada di tangan Pemkot Bandung.
"Akan kita evaluasi dengan Pemkot Bandung, apakah ditiadakan atau seperti apa. Karena ini kan kegitan HUT Bandung, saya ditunjuk sebagai penyelenggara," ucap Umar saat ditemui wartawan di Lanud Husein Sastranegara, Sabtu (29/9/2012).
Danlanud: Pesawat Bravo yang Jatuh itu Layak Terbang
Danlanud Husein Satranegara Kolonel Pnb Umar Sugeng Hariyono mengklaim pesawat latih jenis Bravo AS 202 bernomor registrasi LM 2003 yang jatuh di luar Lanud Husein Sastranegara kondisinya memenuhi persyaratan terbang.
"Pesawat ini buatan Swiss pada tahun 1976. Dihibahkan dari TNI AU ke FASI. Pesawat itu masih layak terbang," ujar Umar kepada wartawan saat melayat ke rumah duka almarhum Marsekal Pertama Purn Norman T Lubis, di Jalan Flores No 4, Kota Bandung, Sabtu (29/9/2012).
Menurut Umar, saat akan terbang pesawat latih tersebut sudah melalui pengecekan kondisi mesin.
"Yang saya tahu selama ini pesawat tersebut belum pernah rusak," jelas Umar.
Umar menambahkan, Norman memang sudah terbiasa menerbangkan pesawat Bravo AS 202. "Pesawat ini memang pegangannya Almarhum," tutup Umar.
Sebuah pesawat latih jenis Bravo AS 202 bernomor registrasi LM 2003 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) jatuh di luar Lanud Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Sabtu (29/9/2012) sekitar pukul 11.42 WIB.
Insiden itu berlangsung saat pesawat melakukan atraksi di udara dalam rangkaian acara Bandung Air Show (BAS) 2012 di Lanud Husein Sastranegara. Saat bermanuver, pesawat total loss dan menghantam gedung persatuan istri TNI AU di komplek Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) AU. Bahan bakar yang dibawa pesawat menyebabkan gedung yang ditimpanya terbakar. Sedangkan pesawat sendiri terbakar di bagian depannya.
Pilot pesawat Bravo 202 Marsekal Pertama Purn Norman T Lubis, dan Kopilot Letkol Purn Toni Hartono, tewas dengan kondisi terbakar. (detikNews)