Kekuatitan itu disampaikan Ketua Persatuan Hotel Seluruh Indonesia ( PHRI ) Purworejo H.R Boedi Sarjono kepada Buser Plus diruang lobi Hotel Suronegaran miliknya.
"Berilah kesempatan hotel-hotel yang ada untuk melakuklan pembenahan dan peningkatan. Ini perlu dilakukan Pemerintah Daerah Purworejo agar hotel yang sudah berdiri bisa hidup"papar Budi Sarjono mantan Pensiunan Dinas Bina Marga ini.
Dijelaskan Budi Sarjono, sehari-hariya tingkat hunian hotel baik yang bintang maupun kelas melati tidak sampai mencapai 50 persen. Ini sebagai akibat kurang agresifnya Pemkab Purworejo dalam menggali potensi sumberdaya alam maupun yang lain sebagai program unggulan.
"Dulu ada dinas parwiwisata masalah sekarang digabung dibawah dinas lain,dampaknya tidak ada upaya maksimal untuk berkembangnya wisata pantai maupun jenis lainnya ",ujar Budi Sarjono yang juga pemilik hotel Suronegaran.
Sudah waktunya untuk perijinan pembangunan atau pendirian hotel didaerah ini dihentikan dulu. Bahkan dirinya sebagai Ketua PHRI berharap seandainya ada permohonan ijin pembangunan hotel PHRI diajak bicara, ini penting agar tidak mematikan hotel-hotel yang ada.
Hotel Suronegaran
Tentang latar belakang berdirinya hotel Suronegaran yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo 47, menurut Budi Sarjono waktu itu jumlah hotel yang ada didaerah ini masih relative sedikit. Maka sehabis dirinya pensiun terus membangun hotel yang peletakan batu pertaanya , 20 Juni 1993.
Dari tanah waris seluas 2 hektar itu pertama dibangun 20 kamar dan terus berkembang menjadi 50 kamar dengan harga kamar terjangkau. Yakni terdiri kelas standart, eksekutif, presiden room, suite,family house ,extra bed dan dilengkapi Meeting room.
Dari perkembangannya menurut Budi Sarjono, hotel Suronegaran mendapat predikat terbaik dikota ini, dan bintang satu. Hotel ini letaknya strategis, karena berada dijalur selatan,ditengah jalur perjalanan Jakarta-Bandung-Jogja - Solo.Selain itu dekat degan obyek wisata daewrah tetangga wisata, Borobudur, Dieng,dan Gua Jatijajar. (Yulius P ).