Magelang -- majalahbuser.com, Warga Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, menyambut suka cita pagelaran Festival Lima Gunung (FLG) ke-16 pada 28-30 Juli 2017. Kampung-kampung berhias aneka instalasi alam khas FLG bahkan sejak sebulan sebelumnya.
FLG merupakan agenda tahunan yang digelar oleh para seniman dari kawasan lima gunung di Kabupaten Magelang, yaitu gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Andong dan Menoreh. Berbagai atraksi seni, kirab budaya, pameran seni rupa, pidato budaya dipertunjukkan pada perhelatan ini.
"Kami sudah melakukan persiapan banyak hal. Terutama menghias jalan utama masuk desa, membuat berbagai instalasi seni dari bahan alam, panggung, dan lain-lain untuk menyambut FLG tahun ini, " kata Ketua Penyelenggara FLG XVI, Riyadi, Sabtu (29/7).
Menurutnya, seluruh persiapan FLG dilakukan dengan sukarela oleh warga setempat. Seluruh bahan dekorasi berasal dari alam sekitar, mulai dari jerami, bunga, daun kering, kayu, ranting pohon, jagung kering, bambu dan sebagainya. Riyadi mengaku, butuh setidaknya 1,2 ton jerami untuk membuat intstalasi FLG di berbagai titik.
Panggung utama berukuran 9 x 8 dipasang di halaman rumah warga yang terletak di pinggir jalan desa. Ada instalasi kepala burung garuda raksasa yang menjadi salah satu ikon FLG tahun ini. Pada malam hari, panggung dan kepala garuda bermandi cahaya lampu warna-warni.
"Intalasi kepala burung garuda itu sebagai simbol keberagaman Indonesia," ungkap Riyadi. Sebanyak 40 rumah warga disiapkan gratis untuk menginap para tamu undangan dan pengisi acara yang datang dari berbagai daerah.
“Kami tidak pernah menghitung uang yang kami keluarkan untuk FLG XVI ini. Kami ikhlas dan bersuka cita, karena kegiatan pesta rakyat yang sesungguhnya," ujarnya. Riyadi memaparkan, FLG XVI dimulai dengan agenda bertajuk Swafoto Panggung Garuda Festival Lima Gunung XVI/2017, Sabtu 22 Juli 2017 lalu.
Pada agenda tersebut ditampilkan kesenian tradisional khas Merbabu, peluncuran buku antologi puisi karya seniman Eka Pradhaning, pidato kebudayaan, dan pelepasan 16 burung merpati. Adapun puncak acara telah dimulai sejak Jumat (28/7) dan akan berakhir pada Minggu (30/7).
Ada 62 grup kesenian yang tampil dalam event ini. Diantaranya pertunjukan "Pagi dari Tlompak dari Keron, Sawangan; Ki Sodong Borobudur, Kurung Dalam Machrus Lumajang, Sekar dan Teater Amarta Yogyakarta, Demzel Art Gesture Kupang NTT, Roso Non Rifda Art and Edu Comunity Banten, Glow Sanggar Ogal Agil Kediri, Alvin Lie dance Semarang.
Sementara itu tokoh yang ikut mengisi FLG XVI/2017 antara lain Emha Ainun Nadjib, KH Yusuf Chudory, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid), Ahmad Subari, penggagas Festival Lima Gunung Sutanto Mendut.
Riyadi menambahkan, FLG XVI yang digelar Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, ini adalah kali keempat. Tahun ini mengangkat tema "Mari Goblok Bareng". Tema tersebut terinspirasi oleh fenomena media sosial atau teknologi informasi yang berkembang pesat.
Segala macam informasi dengan sangat mudah menyebar hingga tidak sedikit informasi yang tidak jelas kebenaran maupun sumbernya.
"Informasi yang tidak jelas itu dibaca oleh orang 'goblok', lalu disebarkan lagi, dibaca lagi oleh orang 'goblok', akibatnya masalahnya jadi tambah besar. Tema ini punya pesan yang mendalam," papar Riyadi. (hm/herlit)