Magelang -- majalahbuser.com, Berbagai macam kemasan upacara bendera diadakan untuk memperingati hari ulang kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 (HUTRI-72). Selain instansi dan sekolah, tak sedikit masyarakat atau komunitas yang juga ikut memperingati hari kemerdekaan tersebut dengan mengadakan upacara bendera.
Seperti halnya upacara bendera yang dilakasanakan oleh Komunitas Kali Bersih Magelang (KKBM) Bertempat di Dusun Banyakan, Mertoyudan, KKBM bersama dengan warga sekitar mengadakan upacara bendera detik - detik Kemerdekaan 17 Agustus di tengah kali Mangis.
"Upacara Bendera Merah Putih dilakasanakan di aliran kali (sungai) Manggis lalu di lanjutkan dengan pemasangan Monumen sampah, teatrikal oleh komunitas Jodo kemil dan pembacaan puisi oleh Andri Gimbal, serta makan bersama warga" kata Ketua KKBM, Johannes Soejoto yang juga menjadi pemimpin upacara.
Sementara itu Humas KKBM, Petrus Widiyanto yang bertindak sebagai pembina upacara mengatakan bahwa KKBM adalah bagian dari masyarakat yang anggotanya orang-orang yang masih memiliki kepedulian akan kebersihan lingkungan utamanya kebersihan kali.
"Didirikannya Komunitas Kali Bersih Magelang pada dasarnya adalah untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sungai, dengan menekankan pada perencanaan pengelolaan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat disertai data pendukung dan pembuatan percontohan pengelolaan yang mempertimbangkan aspek pendidikan, ekonomi dan konservasi alam." ujar Petrus saat menjadi pembina dalam upacara itu
"Upacara aneh semacam ini (peringatan hari kemerdekaan, red) mungkin banyak dilaksanakan oleh komunitas atau kelompok masyarakat, namun kami tidak hanya melaksanakan upacara semata, upacara yang hanya mengambil tempat yang berbeda, namun upacara ini adalah wujud dan usaha KKBM bersama warga untuk memerdekakan kali, agar kali tetap terjaga kebersihannya, masyarakat kembali sadar bahwa kali bukanlah tempat sampah, kali bukanlah sesuatu yang bisa kita perlakukan seenaknya, semau kita, apalah arti kemerdekaan kalau kita sebagai warga belum bisa memerdekakan lingkungan tempat hidup kita," imbuhnya.
Meski tidak semua warga ikut turun ke kali Manggis dan mengikuti upacara namun banyak warga yang merasa antusias menyaksikan berjalannya upacara tersebut. Dede, salah satu warga Banyaan yang ikut dalam upacara tersebut, merasa senang dan bangga akan hadirnya KKBM di tengah-tengah masyarakat.
"Saya salut dan bangga akan KKBM, dijaman yang semakin maju sekarang ini masih ada orang-orang yang peduli terhadap lingkungan, mereka mau bekerja di tempat yang kotor, tempat yang rentan akan munculnya sumber penyakit meskipun tanpa dibayar. Upacara ini menurut saya juga sangat berarti, karena bukan hanya upacara bendera yang bertempat di tempat yang tidak semestinya, yaitu di aliran sungai namun upacara ini juga sebagai bentuk memerdekakan sungai, mengajak masyarakat untuk melek sampah, kata Dede
Kalau hanya upacara di sungai atau ditempat selain lapangan itu juga banyak tapi upacara yang diadakan oleh KKBM dan warga ini memang saya merasakan sangat berbeda, karena ada pesan-pesan moral tentang kebersihan kali dan lingkungan yang mungkin selama ini sudah mulai kita lupakan," pungkasnya. (hm/herlit)