Sedikit demi sedikit, pembangunan yang dilaksanakan bersama seluruh lapisan masyarakat, serta didasari semangat Bagawanta Bhari tersebut telah membuahkan hasil dan mulai dapat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Kediri. Demikian disampaikan Bupati Haryanti Sutrisno pada resepsi peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri di area Simpang Lima Gumul (SLG) Minggu pagi (25/3).
Tema peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri kali ini adalah "Saiyeg Mbangun Kediri Makmur", yang diimplementasikan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyemarakkan peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri, dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan antara Pemerintah Daerah dengan seluruh komponen masyarakat, serta bahu membahu bergotong royong menyejahterakan masyarakat Kabupaten Kediri.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Haryanti menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras dan partisipasi seluruh masyarakat Kabupaten Kediri dalam pelaksanaan pembangunan yang telah dan akan terus dilaksanakan bersama.
Bupati perempuan pertama di Kabupaten Kediri ini juga menegaskan bahwa Hari Jadi Kabupaten Kediri merupakan milik bersama, tidak hanya milik kelompok tertentu saja.
"Peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri ini bukanlah milik Pemerintah Kabupaten Kediri, tetapi milik seluruh masyarakat Kabupaten Kediri. Oleh karena itu, peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri dirayakan tidak hanya di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kediri, tetapi di seluruh wilayah Kabupaten Kediri," urai Bupati Haryanti.
Keikutsertaan seluruh elemen masyarakat dalam memperingati Hari Jadi Kediri juga terlihat dalam acara resepsi di area SLG tersebut. Lebih dari seribu orang murid beserta guru se-Kabupaten Kediri menyajikan beragam bentuk kesenian.
Ratusan aparat desa juga turut berpartisipasi guna memeriahkan acara ini. Tak ketinggalan, penampilan murid-murid SMA dari Kabupaten Tulungagung ikut menyemarakkan resepsi yang disaksikan ribuan masyarakat Kabupaten Kediri.
Yang cukup menyita perhatian adalah penampilan 1000 siswa SD se-Kabupaten Kediri dalam sebuah pertunjukan tari kolosal Jaran Kepang bertajuk "Sekar Kediri". Gerakan yang serempak seiring dengan alunan instrumen alat musik menggambarkan persatuan dalam keragaman. Tari yang berpijak pada Reog Kadiren ini bercerita tentang kebersamaan yang menjadi kekuatan handal dalam meraih cita-cita, demi masa depan yang akan diwariskan kepada generasi yang akan datang.
Rampak Kenthongan yang kemudian dimainkan 208 aparat desa merupakan rangkaian dari tari masal 1000 penari. Adegan ini sekaligus menjadi pembuka prosesi Hari Jadi Kediri, yang diikuti dengan kemunculan pasukan umbul-umbul, panji-panji lambang daerah, dayang-dayang, pinisepuh, tumpeng lanang wadon, sang Bhagawanta Bhari serta raja dan ratu.
Seluruh adegan menggambarkan tekad pemerintah dan masyarakat untuk bersatu padu, bekerja keras menuju Kabupaten Kediri yang gemah ripah loh jinawi, tata titi, tentrem, karta raharja.
Di akhir prosesi dilakukan tasyakuran penyerahan tumpeng lanang wadon dan 26 tumpeng dari 26 kecamatan kepada masyarakat. Hal ini sebagai perwujudan rasa syukur, sekaligus mengagungkan nama Allah SWT. Doa yang dipanjatkan adalah agar semua warga Kabupaten Kediri diberi kekuatan iman, keselamatan, rejeki yang barokah, ayem tentrem sayuk, saiyeg saeko kapti. Saiyeg mbangun Kediri makmur. (tee/frm/nartis/adv)