Sedangkan dari jenis kegempaan yang terekam tanggal 1 Juli-22 Agustus 2012, terekam 264 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplituda maksimum 2-22 mm dan lama gempa 4-17 detik. Serta terekam 16 kali gempa vulkanik dalam dengan amplituda maksimum 2-40 mm dan lama gempa 5-18 detik. Selain itu terekam pula 18 kali gempa tektonik lokal (TL) dan 50 kali gempa tektonik jauh (TJ).
Dari hasil evalusi inilah, tercatat sejak 13 Agustus 2012 teramati adanya peningkatan cukup signifikan aktivitas gempa vulkanik gunung yang ditandai makin meningkatnya jumlah harian gempa vulkanik dangkal maupun gempa vulkanik dalam. Aktivitas gempa vulkanik tersebut selanjutnya diikuti oleh tremor menerus selama empat jam dengan amplituda 5-20 mm pada tanggal 23 Agustus 2012 pukul 00.00-04.00 WIB. Sampai saat ini masih terekam gempa-gempa vulkanik dangkal.
Menurut Kepala PVMBG, Surono, pihaknya akan mengirim tim untuk mengamati secara langsung di lapangan. Tim, lanjutnya, akan mengukur temperatur kawah dan konsetrasi gas. Dari hasil tersebut, bisa dievaluasi apakah status naik atau turun.
Meski begitu, pihaknya hanya menekankan kepada masyarakat untuk tetap tenang, waspada serta mengikuti dan memperhatikan perkembangan aktivitas gunung yang dikeluarkan BPBD setempat serta mengikuti arahan dari BPBD.
"Pastinya perkembangan aktivitas gunung akan terus dipantau dan BPBD diharapkan senantiasa berkoordinasi dengan pos pengamatan gunung Tangkuban Perahu di Desa Cikole atau berkoordinasi dengan PVMBG," katanya.
Jangan Dekati Kawah Tangkubanperahu Dalam Radius 1,5 Km
Ribuan pengunjung masih memadati objek wisata alam tersebut. Jumat (24/8/2012) merupakan hari kedua dibukanya kembali TWA Gunung Tangkubanparahu, setelah selama sepuluh hari terakhir jalan masuknya diblokir warga.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Gunung Api Tangkuban Perahu berstatus waspada atau level II pada Kamis (23/8) pukul 23.00. Meski berstatus waspada, PVMBG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu namun harus mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kepala PVMBG, Surono, saat dikonfirmasi, Jumat (24/8/2012), membenarkan status waspada gunung api yang juga menjadi obyek wisata terkenal tersebut. Sebelumnya, status gunung normal namun dinaikkan menjadi waspada setelah teramati adanya peningkatan cukup signifikan aktivitas gempa vulkanik yang ditandai dengan makin meningkatnya pula jumlah harian gempa vulkanik dangkal (VB) dan gempa vulkanik dalam (VA).
"Benar (status waspada). Masyarakat di sekitar gunung diharap tenang dan tidak terpancing isu-isu. Kami merekomendasikan kepada masyarakat, pengunjung atau pendaki untuk tidak mendekati kawah yang ada di puncak gunung dalam radius 1,5 kilometer dari kawah aktif," katanya. (tribunnews)