copyright @ 2011 - 2018 majalahbuser.com
Tulungagung -- majalahbuser.com, Masih banyaknya penderita Tuberkulosis yang belum ditemukan dan masih berada di tengah-tengah masyarakat, menjadi potensi penularan TB paru akan lebih banyak lagi.
Padahal jika penderita TB paru tidak diobati secara benar dan tepat akan memicu timbulnya Multi Drug Resisten (TB MDR) yakni kebal terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) yang berakibat pada pengobatan yang membutuhkan waktu lebih lama dan butuh biaya yang mahal.
Hal ini disampaikan oleh Anna Sapti Saripah Kabid Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tulungagung, di tengah-tengah peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia yang diselenggarakan pada tanggal 12 April 2018 bertempat di Sabha Husada Bhakti Dinas Kesehatan Tulungagung.
Hari Tuberkulosis Sedunia (World TB DAY) sendiri sebenarnya diperingati tiap tanggal 24 Maret tiap tahunnya. Adapun tema kegiatan tahun ini adalah PEDULI TB, INDONESIA SEHAT dengan aksi Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TB merupakan kegiatan penemuan kasus secara aktif dan masif sekaligus mendorong pasien TB untuk memeriksakan diri dan menjalani pengobatan sampai tuntas.
Demi suksesnya pengobatan TB secara menyeluruh, maka peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Berkenaan dengan hal tersebut maka dibentuklah dan diberikan pelatihan terhadap Kader Jumantuk (Juru Pemantau Batuk) seanyak 320,orang.
Jumlah tersebut berasal dari 10 orang di tiap-tiap Puskesmas. Tugas mulia dari seorang Jumantuk tersebut diantaranya adalah menginvestigasi 1 orang pasien dengan kontak erat sejumlah 15 orang di sekitar pasien.
Pada puncak peringata World TB Day kemarin diantaranya adalah pemberian Reward Kepada Kader yang sudah berperan dalam pemberantasan TB paru, bantuan makanan tinggi protein kepada pasien TB paru dari Lazismu serta pemberian Penghargaan kepada 3 pasien TB Paru yang sudah sembuh setelah melakukan pengobatan selama 24 bulan secara terus menerus. (adv)
Kamis, 12 April 2018
Peringatan Hari Tuberkulosis 2018 Sedunia di Tulungagung