Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Mantan Presiden RI BJ Habibie tampaknya tidak terlalu risau dengan hinaan yang dilontarkan mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin. Habibie malah menganggapnya sebagai pujian.

"Ketika seseorang menghina kamu, anggap saja itu sebagai pujian," kata Habibie seperti dikutip dari akun twitter The Habibie Center yang terverifikasi, @habibiecenter.
Kamis, 13 Desember 2012

Habibie: Dihina, Anggap Saja Pujian
"Mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan Anda. Sementara Anda, sama sekali tidak memikirkan mereka," tulis Habibie.

Sikap yang sama pun diambil Habibie Center dengan menyatakan, penghinaan Zainudin itu merupakan bentuk hak berpendapat. "BJ Habibie dan The Habibie Center menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Termasuk hak orang untuk menyuarakan pendapat," demikian ditulis.

"Jangan mengambil hak orang untuk berpendapat. Setuju atau tidak kita dengan pendapat tersebut, juga hak. Jangan diambil hak itu. Biarkan saja. Kami yakin masyarakat Indonesia cerdas membaca media. Siapa yg mengemukakan pendapat tersebut juga harus dicermati. Jangan berasumsi."

Diberitakan sebelumnya, mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainudin Maidin, dengan terang-terangan menghina mantan Presiden Indonesia BJ Habibie dalam sebuah artikel di laman Utusan Malaysia. Dalam artikel tersebut, Maidin menyebut bahwa Habibie adalah pengkhianat bangsa Indonesia dan memanggilnya dengan sebutan "dog of imperialism".


Komisi I DPR Desak Pemerintah Protes ke Malaysia

Komisi I Bidang Pertahanan dan Luar Negeri DPR mendesak pemerintah untuk melayangkan nota protes kepada mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidi dan pemerintah Malaysia atas hinaan kepada BJ Habibie, mantan Presiden Indonesia.

Usulan ini menyusul munculnya tajuk rencana di koran Utusan Malaysia Senin 10 Desember 2012, yang menyebut mantan presiden BJ Habibie sebagai pengkhianat dan ‘The dog of imperialism.’

"Ini penghinaan yang besar terhadap mantan presiden Indonesia. Pemerintah harus menyampaikan nota protes kuat kepada pihak yang bersangkutan dan pemerintah Malaysia," kata Ketua Komisi I, Mahfudz Siddiq, Rabu 12 Desember 2012.

Menurut Mahfudz, pihak penguasa Malaysia telah memanfaatkan Habibie untuk menyudutkan Anwar Ibrahim, Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat untuk kepentingan politiknya. Pasalnya, komentarnya ini disampaikan menyusul kehadiran Habibie di negeri jiran itu atas undangan Anwar Ibrahim untuk ceramah di Universiti Selangor.

Sementara, anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Assegaf, menilai pernyataan mantan menteri Malsysia itu telah menyakiti hati rakyat Indonesia. Pernyataan itu, kata Nurhayati jauh dari nilai-nilai Islam, kepercayaan yang dianut sebagian besar warga Malaysia.

"Sebagai seorang muslimah saya wajib mengingatkan bahwa kesombongan akan membawa kehancuran," kata Nurhayati.

Penghinaan Malaysia terjadap Indonesia ini, kata dia, sudah terlalu banyak menyimpan luka bagi warga negara Indonesia. Untuk itu, kata dia, pemerintah Malaysia harus meminta maaf kepada Indonesia dan berkomitmen untuk bersikap santun kepada Indonesia.

"Apabila pemerintah Malaysia tidak segera melakukannya, maka kami akan membawa masalah ini ke International court of justice," kata dia.


Hina Habibie, Eks Menteri Malaysia Tolak Minta Maaf

Mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainudin Maidin menegaskan bahwa tudingannya terhadap BJ Habibie sebagai penghianat bangsa berdasarkan sejumlah fakta.

Salah satunya, lepasnya Timor- Timor dan berkhianat terhadap mantan Presiden Soeharto yang membawanya ke meja hijau.

Hal itu merupakan hasil pembicaraannya dengan beberapa kalangan di Indonesia, termasuk sopir taksi. Lihat pengakuan mantan Menteri Penerangan Malaysia di tautan ini.

Maidin juga menolak kalau tulisannya di suratkabar Utusan Malaysia sebagai upaya dirinya mencampuri urusan Indonesia. Justru sebaliknya, ia menuding Habibie melukai rakyat dan pemimpin Malaysia karena hadir di acara yang digelar kaum oposisi.

Penggemar Soekarno dan Soeharto itu juga mengaku bahwa tulisannya itu bukan untuk mengangkatnya lagi ke tampuk ke kekuasan. Namun, dirinya parsah bila pemerintah Indonesia melayangkan protes. (viva)
Mantan Presiden RI BJ Habibie

      Berita Daerah  :

      Berita Nasional :