Bonekmania yang memenuhi stadion tampak sangat kecewa. Beramai-ramai mereka menyalakan korek api, sehingga seluruh tribun stadion seperti dipenuhi kerlip bintang-bintang. Kembang api menyala di tribun atas.
Serunya lagi, seperti ingin mempermalukan panitia pelaksana pertandingan, puluhan ribu bonekmania meneriakkan yel-yel sahuur-sahuur. Pertandingan sempat dihentikan sekitar 10 menit hingga lampu berhasil menyala kembali. Padahal sebelumnya, pertandingan berjalan sangat menarik.
Persebaya Takluk 1-2 dari QPR
Persebaya tak mampu mengimbangi kekuatan Queens Park Rangers dalam laga persahabatan yang digelar di Gelora Bung Tomo, Surabaya, 23 Juli 2012. Klub raksasa dari Jawa Timur itu takluk 1-2 dari QPR.
Laga baru berjalan 17 menit, Persebaya sudah unggul melalui Fernando Soler. Penyerang asal Argentina itu membobol QPR setelah memaksimalkan kesalahan kiper Robert Green dalam mengantisipasi umpan silang Taufik. Tanpa halangan, ia menceploskan bola ke dalam gawang yang lowong.
Namun keunggulan Persebaya tak bertahan lama. Bek Persebaya, Otavio Dutra, melakukan kesalahan fatal di areal penalti. Pesepakbola asal Brasil itu menjatuhkan kompatriotnya, Fabio Da Silva, di kotak terlarang. Adel Taarabt pun mampu mengeksekusi peluang emas itu dengan sempurna.
Pertandingan sempat terhenti di menit ke-37 karena lampu stadion mendadak padam. Sehingga, laga pun tertunda selama sepuluh menit. Dengan pecahayaan yang belum maksimal duel itu pun kembali dilanjutkan. Namun hingga paruh pertama berakhir tak ada gol yang tercipta.
Memasuki babak kedua, Persebaya kalah dalam penguasaan bola sehingga kerap mendapatkan gempuran bertubi-tubi oleh QPR. Bencana buat Persebaya pun hanya tinggal menunggu waktu. Bobby Zamora akhirnya membobol gawang Endra Prasetya di menit ke-67 usai memanfaatkan sodoran Jamie Mackie.
Bintang anyar QPR, Park Ji-Sung, akhirnya dimainkan pelatih Mark Hughes. Tak mau kalah dengan Hughes, juru taktik Persebaya, Divaldo Alves, menurunkan pesepakbola berbakat Indonesia, Andik Vermansyah. Namun kehadiran Andik tetap tak mampu menghindarkan timnya dari kekalahan. (tempo)
Ini Tanggapan PLN dan Panpel Soal Padamnya Lampu GBT
Padamnya lampu Stadion Gelora Bung Tomo saat laga antara Persebaya melawan Queen Park Rangers, mendapat tanggapan dari pihak PLN Distribusi Jatim.
Andy Taufik, Humas PLN Distribusi Jatim mengatakan padamnya lampu Stadion Gelora Bung Tomo bukan berasal dari jarigan PLN, melainkan dari genset stadion sendiri.
"Kepada yang terhormat pokja wartawan, kami informasikan bahwa listrik Stadion Gelora Bung Tomo yang tadi mati karena menggunakan genset stadion sendiri. Sebab, dari PLN tidak ada masalah (hidup, red)," kata Andy melalui blackberry messenger yang diterima wartawan, Senin (23/7/2012) malam.
Seperti diketahui, laga antara Persebaya melawan Queen Park Rangers, lampu Stadion Gelora Bung Tomo sempat padam sebanyak tiga kali. Parahnya, padamnya lampu satu diantaranya ketika pertandingan berlangsung menjelang berakhirnya babak pertama.
Sementara itu, pihak penyelenggara pertandingan melalui juru bicara PT Liga Prima Indonesia Sportindo, Abi Hasantoso, mengatakan kejadian tersebut adalah murni kesalahan teknis.
"Tapi pastinya kita meminta maaf atas kejadian ini ke Queen Park Rangers. Dan setahu saya, listrik di stadion ini memang menggunakan genset, untuk itu kita akan cari kesalahannya dimana, karena laporan yang saya terima memang tidak ada unsur keusilan," terangnya dalam konfrensi pers. [beritajatim]