Kediri - majalahbuser.com, Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem dengan Santosa Group beserta 4 desa lainnya mendapatkan bantuan dari BRI dalam program launching Peningkatan Keterampilan Usaha Rakyat. Penyerahan bantuan tersebut dilaksanakan di RM Pringgodani, Senin 6 Januari 2020.
Besar bantuan ini berbeda-beda. Santosa Group menerima bantuan senilai Rp. 51.500.000 yang akan digunakan untuk meningkatkan usaha dengan membeli mesin pres dan molen pengaduk semen.
Dijelaskan oleh Kades Sumberejo, Dwi Santoso, selain untuk membeli mesin bantuan juga dimanfaatkan untuk perbaikan mesin jika ada kerusakan. Kemudian jika masih ada sisa akan digunakan untuk membeli bahan-bahan material untuk pembuatan batako.
“Anggota kita sebanyak 10 orang. Kami memiliki syarat bagi anggota yang ingin masuk yaitu warga kurang mampu yang masuk dalam BDT (Basis Data Terpadu). Setelah nanti bantuan terealisasi dengan lancar, nantinya akan memiliki dua mesin. Setiap mesin akan dioperasikan 5 orang dan itu sudah cukup,” jelas Dwi Santoso.
“Jika nanti sudah sukses akan kami ciptakan lagi lapangan pekerjaan, khususnya bagi warga Desa Sumberejo, agar tidak ada lagi yang menganggur. Sebagai kepala desa, saya harus berupaya bagaimana caranya agar warga bisa berpenghasilan untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” lanjutnya.
Ia pun berharap dengan bantuan ini Santosa Group bisa lebih berkembang dan lebih dikenal oleh masyarakat luas melalui media-media sosial maupun website desa, agar pemasarannya lebih meningkat lagi.
Untuk diketahui, sekitar bulan Mei 2019, Dwi Santoso membuat Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang diberi nama Santosa Group yang bergerak di bidang pembuatan batako. Anggota KUB Santosa Group berjumlah 10 orang dan mereka juga yang mengoperasikan mesin pembuatan batako.
“Anggota kelompok yang kami pilih ini tidak sembarangan, yaitu yang tergolong warga kurang mampu. Kenapa saya memilih warga kurang mampu, karena dengan masuk sebagai kelompok ini akan lebih meningkatkan perekonomiannya,” terang Dwi saat ditemui di tempat usahanya, (5/1/20).
“Awalnya masih manual dan hasilnya kurang memuaskan konsumen, akhirnya dibelikan mesin pres. Dengan mesin-mesin yang dimiliki sekarang pekerjaan semakin cepat, pemesan juga semakin banyak,” terang Dwi.
Dwi mengaku dalam sehari, dengan menggunakan mesin pres ini bisa menghasilkan 700 sampai 800 buah batako. Jika ada pesanan, pembuatan dilakukan dengan sistem borongan agar pekerjaan lebih cepat selesai.
“Untuk pemasarannya masih sekitar Kediri saja dan kami sudah memiliki orang yang bertugas mencari konsumen. Per biji batako kami bandrol dengan harga 2200 rupiah,” jelasnya.
Produk batako buatan KUB ini pun berkualitas baik. Dengan menggunakan mesin pres, batako lebih keras. Selain untuk bahan dinding, batako tersebut juga bisa untuk pondasi bangunan. (Kominfo/Adv)