Setelahnya, Indonesia pernah kalah 0-6 dari Jepang, 1-7 dari Malaysia, dan 1-5 dari Burma pada babak grup Turnamen Merdeka tahun 1976. Beberapa skor telak lainnya juga pernah mengikuti perjalanan timnas, salah satunya ketika dihantam Syria 0-7 di Damaskus pada November 2007.
Tak pelak kekalahan 0-10 dari Bahrain di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia menjadi kekalahan paling telak yang pernah dialami timnas.
Catatan lainnya, kekalahan itu juga menjadi kekalahan paling telak yang ditelan sebuah tim dalam babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia.
Sebelumnya, catatan kekalahan paling telak di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia dipegang oleh Tajikistan ketika dilumat Jepang 0-8.
Bahrain sendiri sebenarnya kesulitan untuk membuat gol di fase ini. Selain ke gawang Indonesia, Bahrain cuma bikin satu gol saat main 1-1 lawan Iran.
Selebihnya, Bahrain bikin dua gol ke gawang Indonesia saat menang 2-0 di Stadion Gelora Bung Karno dan sepuluh gol dalam kemenangan 10-0 di Stadion Nasional Bahrain tadi.
Berikut laga Kualifikasi Zona Asia:
Korea Selatan 2:0 Kuwait
Australia 4:2 Arab Saudi
Japan 0:1 Uzbekistan
Iran 2:2 Qatar
Iraq 7:1 Singapura
Bahrain 10:0 Indonesia
China 3:1 Jordan
UEA 4:2 Lebanon
Tajikistan 1:1 Korea Utara
Oman 2:0 Thailand
Bendol: PSSI Harus Tanggung Jawab
Mantan pelatih tim nasional Indonesia, Benny Dolo, menegaskan PSSI harus bertanggung jawab atas kekalahan memalukan Indonesia 0-10 dari Bahrain pada Pra Piala Dunia 2014, Rabu 29 Februari 2012.
Pada laga terakhir Grup E putaran ketiga PPD 2014 yang berlangsung di Stadion Nasional Bahrain, gawang Indonesia yang dikawal kiper Andi Muhammad Guntur kebobolan sepuluh gol tanpa balas. Ini adalah kekalahan terburuk Indonesia di pentas internasional sejak dilumat Denmark 0-9 pada laga persahabatan di Copenhagen, 3 September 1974.
Benny Dolo menilai kekalahan telak dari Bahrain sudah bisa diprediksi sebelumnya. Pelatih yang akrab disapa Bendol tersebut berkaca pada skuad yang dimiliki pelatih Aji Santoso saat ini.
"Kekalahan ini sudah bisa diprediksi sebelumnya. Artinya, pertandingan ini sudah bisa dilihat hasil akhirnya melihat materi pemain baru yang diturunkan," kata Bendol, Rabu 29 Februari 2012.
Mantan pelatih Persita Tangerang dan Persija Jakarta itu pun menyesalkan keputusan PSSI yang mengubah komposisi tim untuk menghadapi Bahrain. PSSI tidak menyertakan pemain-pemain berpengalaman dari Indonesia Super League (ISL) yang sebelumnya masih Timnas PPD 2014.
"Para pengurus harus bertanggung jawab karena mereka mengemban amanat bangsa Indonesia. Kekalahan melawan Bahrain ini mencoreng nama kita di pentas sepakbola Internasional. Kita seperti bunuh diri," papar Bendol.
Kendati menelan kekalahan besar, Bendol tetap memuji permainan optimal yang telah ditunjukkan Timnas. Bendol berharap para pemain memetik pelajaran dari kekalahan ini. Pada laga tersebut Indonesia harus bermain dengan sepuluh pemain dan memberi Bahrain empat tendangan penalti.
"Mereka tidak perlu melakukan pelanggaran seperti yang mereka biasa lakukan di Indonesia. Kebiasaan ini harus diubah," tegas Bendol.
Mengomentari kekalahan terbesar sepanjang sejarah Indonesia, Bendol hanya mengatakan, "Silakan tanyakan langsung kepada (Ketua Umum PSSI) Djohar Arifin Husin."
(berbagai sumber)