Letusan diawali letusan eksplosif, dengan ketinggian asap 1.500 m dari Kawah Tompaluan. Letusan ini menggetarkan kaca-kaca Pos G Lokon, yang berjarak sekitar 5 km dari Kawah Tompaluan. Disusul, dengan letusan strombolian (lontaran material pijar), dengan ketinggian sekitar 600 m dari kawah Tompaluan.
Sebelumnya, PVMBG Badan Geologi juga sudah menyampaikan peringatan dini bahwa sejak Minggu pagi (15 September) pukul 08.30 WITA, telah terjadi peningkatan kegempaan. Sampai pukul 12.00 WITA, tercatat 56 kali gempa Vulkanik dalam, 91 kali gempa Vulkanik dangkal, dan 11 kali gempa hembusan asap.
Jika peningkatan kegempaan kegempaan Gunung Lokon terus berlangsung dengan ritme yang sama, maka dapat diikuti letusan. Kepala Pusat Data, informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data, informasi dan Humas BNPB mengimbau agar tidak ada aktivitas masyarakat dalam radius 1.5 km dari Kawah Tompaluan.
Meskipun Gunung api Lokon meletus, status tetap Siaga (level 3). Belum perlu ada pengungsian. Masyarakat diminta tetap tenang dan waspada. Sejak ditetapkan status Siaga pada 24 Juli 2011 oleh PVMBG, Gunung api Lokon beberapa kali meletus dan tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan yang besar.
Tipikal gunung Lokon memang terjadi peningkatan aktivitas yang cepat dan diikuti meletus, kemudian aktivitasnya menurun hingga periode tertentu. BNPB telah meminta BPBD Sulawesi Utara dan BPBD Kota Tomohon untuk mengambil langkah-langkah antisipasi.
Letusan Gunung Lokon Terdengar Hingga Manado
Gunung Lokon di Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara kembali aktif. Bunyi letusan dahsyat gunung itu terdengar hingga ke Kota Manado, pukul 18.53 Sabtu 15 September 2012.
"Letusan gunung di Kota Tomohon itu terdengar hingga ke Kota Manado, padahal jarak Manado dan Tomohon cukup jauh, itu sekitar 35 km" kata Juli warga yang tinggal di Kelurahan Kleak, Kota Manado.
Ketua Pos Pemantau Gunung Lokon, Farit Bina saat dihubungi VIVAnews menuturkan, letusan Lokon diawali dengan letusan eksplosif. Ketinggian asap yang dipantau secara visual setinggi 1500 meter dari kawah Tompaluan.
"Letusan strombolian atau lontaran material pijar dengan ketinggian sekitar 600 meter," kata Farit.
Secara terpisah, Hoyke Makarawung Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Sulawesi Utara saat dikonfirmasi mengatakan saat ini dilarang adanya aktivitas masyarakat dalam radius 1,5 Km dari kawah Tompaluan.
"Telah ada petugas di lokasi dan masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dan ini sudah dilaporkan ke gubernur. BNPB Sulut tetap berkoordinasi dengan pemerintah pusat serta instansi terkait," kata Hoyke. (viva)