Kediri - Polemik penataan ulang pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya berjualan pada saat car free day (CFD) hari minggu di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri terus berlanjut. Rabu, 14 Maret 2018, ratusan PKL kembali menggelar protes menolak relokasi ke Pasar Tugu (Sabtu-Minggu).
Kurang lebih ada 250 orang pedagang CFD yang berkumpul untuk menyuarakan aspirasinya di depan Taman Hijau SLG Kabupaten Kediri. Mereka ditemui oleh Irfandi, selaku Kasubag Bagian Perekonomian Kabupaten Kediri.
Pedagang menolak atas paparan yang disampaikan tim Pemerintah Kabupaten Kediri. Yakni, pemerintah menetapkan kebijakan untuk merelokasi pedagang ke Pasar Tugu. Suasana pun sempat memanas.
Karena tidak ada titik temu, kemudian diputuskan untuk mediasi di area dalam Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri. Dalam mediasi tersebut diwakili lima orang dari perwakilan pedagang CFD Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri.
Sampurno, Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Kediri yang sempat hadir di tengah-tengah aksi mengatakan, Pemkab Kediri menginginkan penataan destinasi wisata Simpang Lima Gumul menjadi lebih baik lagi. Pemkab Kediri memberlakukan sistem zona wilayah.
Sistem zona untuk menjaga keindahan serta kenyamanan wisata SLG dan kembali lagi untuk mensejahterakan bagi para pedagang yang ada disana.
"Ini bukan semata-mata dilakukan relokasi. Kalau relokasi kesannya kita mengusir. Namun pemindahan ini dengan sistem penataan zona wilayah agar tempat wisata SLG ini bisa tertata dengan baik. Dan ini merupakan bagian dari tugas pemerintah untuk menjaga serta menata destinasi wisata yang berada di lokasi setempat," ungkapnya.
Sesuai kebijakan awal, imbuhnya, pedagang kuliner yang awalnya berada di area CFD dekat Taman Hijau SLG itu, dipindahkan di area Pasar Tugu. Sedangkan bagi para pedagang non kuliner tetap bisa berjualan diarea tersebut karena sesuai dengan penempatan zona wilayah.
Namun, pedagang kuliner bersedia pindah ke Pasar Tugu hanya dalam waktu dua minggu, artinya dia hari berdagang. Mengingat, mereka hanya berjualan pada hari minggu disaat kegiatan CFD. Apabila, selama kali berdagang, ternyata sepi, mereka melakukan penolakan kembali.
"Kami pindah di Pasar Tugu, tapi dicoba dulu dua minggu. Soalnya, disana kan sepi," keluh Endang, salah satu PKL CFD SLG, Rabu (14/3/2018).
Para pedagang sebenarnya keberatan dipindah ke Pasar Tugu. Mereka masih menghendaki tetap berjualan di sepanjang jalan depan Taman Hijau. Mengingat, pengunjung SLG yang menikmati hari libur minggu memanfaatkan Taman Hijau dan sepanjang jalan di sekitarnya yang dipakai kegiatan CFD.
"Kalau di Pasar Tugu sepi. Pengunjung ada di sekitar Taman Hijau. Itu sebabnya kami bersedia dipindah dengan syarat hanya dua minggu saja, untuk membuktikan bahwa disana memang sepi," imbuh pedagang jajanan cimol asal Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah ini.
Para pedagang keberatan dipindah ke Pasar Tugu. Selain sepi, tempatnya juga sempit. Sebab di sana sudah ada ratusan pedagang yang tergabung dalam sebuah paguyuban. Mereka tidak ingin terjadi persoalan dengan pedagang yang sudah menempati Pasar Tugu.
Hal senada dikatakan Indah. Menurutnya, pemerintah daerah seharusnya mengkaji ulang kebijakan penataan kembali PKL CFD SLG. Pasalnya, para pedagang hanya berjualan satu minggu sekali, itupun hanya 3 jam dalam sekali berdagang.
"Kami hanya berjualan 3 jam saja. Tidak lebih. Jam 10.00 WIB sudah diminta bersih. Semestinya pemerintah mengetahui keadaan kami. Semuanya mencari ekonomi untuk kehidupan berkeluarga," pintanya.
Hafis, pedagang lain yang ditunjuk sebagai perwakilan mengaku, PKL terombang-ambing oleh kebijakan yang tidak konsisten dari pemerintah. Semula PKL berjualan di sekitar Lapangan SLG.
Disaat mulai dikenal masyarakat, PKL dipindah ke seputaran Taman Hijau. Genap satu bulan, atau empat minggu berjualan, mereka diminta pindah lagi. PKL didatangi petugas Satpol PP yang memintanya pindah ke Pasar Tugu.
"Sewaktu kami didatangi Satpol PP, minggu pagi lalu, kami sempat marah. Bisa dibayangkan, kami sudah masak (barang dagangan), kemudian datang untuk berjualan, tiba-tiba disuruh pulang. Katanya tidak boleh jualan disini. Kami sempat berseteru dengan Satpol PP, akhirnya kami diizinkan tetap berjualan dan minggu yang akan datang disuruh pindah ke Pasar Tugu," tegas Hafis.
Dalam pertemuan itu, hadir sekitar 250 PKL CDF SLG. Berdasarkan keputusan dinas terkait, di atas 130 orang pedagang kuliner disuruh pindah ke Pasar Tugu. Tujuan nya agar dikelompokkan dengan pedagang kuliner di Pasar Tugu. Sedangkan 70 pedagang non kuliner tetap diperbolehkan di dekat Taman Hijau. [nng/suf/beritajatim]