Kediri -- majalahbuser.com, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar bersama Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri Ellyn T. Brahma merilis Angka Kemiskinan di Kota Kediri dan Hasil Sensus 2016 di Kota Kediri, Selasa (13/6) di Balaikota Pemerintah Kota Kediri. Berdasar data yang dirilis oleh BPS, jumlah penduduk miskin di Kota Kediri mengalami penurunan sebesar 0,11% di banding tahun sebelumnya.
Dalam siaran pers dikeluarkan BPS, dijelaskan Tahun 2015 jumlah penduduk miskin di Kota Kediri sebanyak 23.770 jiwa dengan prosentase 8,51%. Sedangkan di Tahun 2016 turun menjadi 23.640 jiwa dengan prosentase 8,40%. Sementara ditahun 2015 untuk indeks kedalaman kemiskinan di Kota Kediri sebesar 1,4% dan indeks keparahan kemiskinan sebesar 0,43%. Sedangkan di Tahun 2016 untuk indeks kedalaman kemiskinan sebesar 0,96% dan indeks keparahan kemiskinan sebesar 0,20%.
“Jadi bila gap antara indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan semakin kecil maka dapat dikatakan perekonomian stabil,” jelas Walikota Kediri akrab dipanggil Mas Abu.
Turunnya jumlah penduduk miskin ini tidak lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah untuk terus mengentaskan masyarakatnya dari kemiskinan.
Pemerintah Kota Kediri sendiri telah membaginya dalam empat kluster, kluster I, pemerintah memberikan bantuan sosial terpadu berbasis keluarga. Selanjutnya kluster II adalah pemberdayaan masyarakat, Kluster III yakni pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dan di kluster IV adalah peningkatan dan perluasan program pro rakyat.
Selain itu, BPS Kota Kediri juga merilis hasil dari Sensus Ekonomi 2016. Dari hasil Sensus Ekonomi 2016, pertumbuhan usaha di Kota Kediri naik 19,52% dari Sensus Ekonomi 2006. Bila ditahun 2006 di Kota Kediri terdapat 33.411 usaha ditahun 2016 naik menjadi 39.932 usaha.
Dari jumlah 39.932 usaha tersebut didominasi oleh UMK dengan jumlah 38.806 usaha. UMK ini dapat menyerap tenaga kerja sebesar 58,20% dari total tenaga kerja. Sedangkan sisanya adalah Usaha Menengah Besar (UMB) dengan jumlah 1.126 usaha dan dapat menyerap 41,80% dari total tenaga kerja.
Kecamatan Mojoroto memiliki jumlah usaha UMK terbanyak yaitu 14.511 usaha. Selanjutnya Kecamatan Kota dengan 13.721 usaha dan Kecamatan Pesantren dengan 10.574 usaha. Kemudian untuk UMB, jumlah usaha terbanyak ada di Kecamatan Kota yaitu 658 usaha, Kecamatan Mojoroto ada 250 usaha dan Kecamatan Pesantren 218 usaha.
Sedangkan untuk rata-rata tenaga kerja di Kecamatan Kota untuk UMK 2,62 orang dan UMB 62,33 orang. Kecamatan Mojoroto untuk UMK 2,03 orang dan UMB 62,33 orang. Kecamatan Pesantren UMK 1,88 orang dan UMB 43,33 orang.
Berdasarkan Hasil Sensus Ekonomi Tahun 2016, Mas Abu ini menuturkan bahwa itu semua dipicu oleh adanya trend, kemudahan pengurusan perizinan dan banyak diadakannya kegiatan untuk mengembangkan perekonomian di Kota Kediri. Selanjutnya ke depan, Walikota Kediri akan menambahkan program yang lebih tepat sasaran bagi masyarakat dan mengembangkan potensi daerah.
“Kita akan bekerjasama dengan Kabupaten Kediri agar kabupaten meningkatkan sektor pariwisatanya dan kota mengembangkan sektor jasanya. Saat ini antar daerah tidak untuk bersaing namun untuk bersinergi,” imbuhnya. (Nanang Priyo Basuki)