Jakarta - Menko Polhukam Wiranto menyebut total 1.648 jenazah dari Palu, Donggala, dan Sigi, Sulteng, sudah dimakamkan. Wiranto meminta penanganan terhadap korban meninggal dilakukan dengan cepat.
"Jadi 1.648 jenazah itu yang dimakamkan, yang masih hilang 563 dan yang tertimbun ini ada 162 jiwa. Nah, yang tertimbun ini kan perlu digali, perlu diidentifikasi dulu," ujar Wiranto di Kemenko Polhukam, Jl Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2018).
Wiranto menginstruksikan agar pemakaman korban meninggal segera dilakukan.
"Tapi kita sudah memerintahkan, jangan ada mayat yang disimpan lagi, nanti bisa timbulkan penyakit. Juga banyak jenazah yang tidak (dimakamkan) di kuburan massal, karena diminta keluarganya," sambungnya.
Pencarian korban sampai H+7 gempa, ditegaskan Wiranto, masih dilaksanakan. Wiranto juga berkoordinasi dengan pemda dan tokoh masyarakat setempat terkait dengan batas waktu pencarian.
"Ini telah dilakukan kordinasi dengan pemda, pemuka agama, dan pemuka masyarakat, kapan pencarian jenazah dihentikan. Lalu diputuskan kapan daerah itu dijadikan makam massal," tuturnya.
Bantuan 10 Negara Sahabat Masuk ke Sulteng
Menko Polhukam Wiranto menyebut ada 16 negara yang mendaftar untuk bisa memberikan bantuan kepada Indonesia. Sepuluh negara sudah masuk untuk memberikan bantuan kepada korban gempa di Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Bantuan asing itu bantuan negara sahabat, negara asing itu banyak. Bantuan negara sahabat sudah, sekarang sudah 10 yang masuk, dari 16 yang mendaftar," kata Wiranto di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2018).
Wiranto mengatakan bantuan dari negara lain tidak bersifat permanen. Bantuan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
"Dan kita sudah melaporkan bantuan. Tapi bantuan yang kita butuhkan tidak permanen," jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah tak meminta-minta soal bantuan asing untuk gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya. Meski begitu, menurut JK, pemerintah membuka diri terhadap negara lain yang ingin memberikan bantuan.
"Kita membuka, tapi tidak meminta, membuka kesempatan kalau negara-negara asing ingin membantu, ya terima kasih," kata JK di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (4/10).
"Mereka banyak sekali responsnya. Hari ini masuk dari Jepang, dari New Zealand, dari India," tutur JK. (fdu/fdn/detik)