Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
copyright @ 2011 - 2018 majalahbuser.com
Terjadi Tsunami dengan Ketinggian Tsunami 10-13 Cm

Tsunami yang diawali gempa berkekuatan 7 skala Richter (SR) telah menyentuh daratan. Ketinggian tsunami disebut di bawah setengah meter.

"Berdasarkan laporan BMKG telah ada tsunami dengan ketinggian tsunami yang masuk ke daratan 10 cm dan 13 cm," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Minggu (5/8/2018).

"Diperkirakan maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter," imbuh Sutopo.

Berpusat di Darat dan Merupakan Gempa Utama

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa yang terjadi tersebut merupakan gempa utama atas rangkaian gempa yang terjadi sebelumnya di kawasan Lombok, NTB. Gempa tersebut berpusat di darat.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 7. Epicentre gempa terletak pada koordinat 8,37 derajat LS dan 116,48 derajat BT atau tepatnya berlokasi di darat, pada lereng utara timur laut Gunug Rinjani pada jarak 18 km arah barat laut Kabuoaten Lombok Timur NTB, pada kedalaman 15 km," kata Dwikorita saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jl Angkasa, Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2018) malam.

Dwikorita menambahkan, dengan memperhatikan titik dan kedalaman gempa, disimpulkan bahwa gempa yang terjadi itu jenis gempa bumi dangkal yang diakibatkan patahan Flores. "Hasil analisis mekanisme sumber menujukkan gempa ini dibangkitakn oleh deformasi batuan dengan mekanisme gerakan naik," katanya.

Berdasarkan titik pusat dan kekuatan gempa tersebut, kata Dwikorita, maka disimpulkan bahwa gempa 7 SR merupakan gempa utama dari gempa sebeoumnya yang terjadi pada 29 Juli 2018.

"Mengingat epicentre atau pusat gempa relatif sama pada gempa bumi yang terjadi pada tanggal 29 Juli 2018 lalu, maka BMKG menyatakan bahwa gempa bumi ini yang baru saja terjadi merupakan gempa bumi utama atau mainshock dari rangkaian gempa bumi yang terjadi sebelumnya. Jadi sebelumnya adalah gempa-gempa pendahuluan," katanya.

Lombok Utara, Timur dan Kota Mataram Terparah Alami Kerusakan

Sutopo juga menambahkan, ribuan orang masih mengungsi akibat gempa ini. Aparat gabungan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat akibat gempabumi.

"Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 39 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh," katanya.

Upaya Penyisiran dan Evakuasi Korban Terkendala Akses Komunikasi

TIM SAR terus melakukan evakuasi dan penyisirian korban gempa 7 SR tersebut. Akses komunikasi menjadi kendala dalam upaya pencarian dan evakuasi.

"Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugoroho dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/8/2018).

Tenaga Medis, Air Bersih dan Makanan Jadi Kebutuhan Mendesak untuk Korban

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei telah tiba Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain itu, dua helikopter juga dikirimkan ke NTB untuk proses penanggulangan bencana gempa 7 SR yang mengguncang kawasan NTB pada Minggu (5/8/).

"Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama jajaran BNPB telah tiba di Lombok Utara menggunakan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma. Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Senin (6/8/2018).

"2 helikopter untuk mendukung penanganan darurat dikirimkan," tambahnya. Dikatakan Sutopo, fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar.

"Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya. Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan pada 6/8/2018 karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa. Akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh petugas," katanya.

Gempa susulan terus terjadi usai gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) yang mengguncang kawasan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hingga pagi ini, tercatat sudah 14 kali terjadi gempa susulan.

"Update Gempa Bumi Lombok M (Magnitudo) 7 sampai pukul 06.00 WIB, Senin (6/8) tercatat sebanyak 124 gempa bumi susulan," kata Kepala Bagian Humas BMKG Harry Tirto Djatmiko kepada detikcom, Senin (6/8/2018). (jor/aud/detik/bsr1)
Senin 06 Agustus 2018

Fakta-fakta Gempa 7 SR yang Guncang Lombok
Foto: Mindra Purnomo
Jakarta - Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR) mengguncang kawasan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Puluhan orang meninggal dan ratusan lainnya mengalami luka akibat kejadian ini. Berikut fakta-fakta mengenai gempa tersebut.

Gempa Awal Tercatat Berkekuatan 6,8 SR
Gempa awal terjadi pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB dengan kekuatan 6,8 SR dan tidak menimbulkan potensi tsunami.

Namun, beberapa saat kemudian Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan pemutakhiran informasi bahwa kekuatan gempa tercata 7 SR dengan potensi tsunami.
      Berita Nasional :