Namun, saat ditanya siapa kedua pengusaha dimaksud, Roy enggan mengatakan. Menurutnya, masyarakat sudah tahu siapa yang ada di balik PSSI dan KPSI. Lebih jauh, Roy membantah kalau konflik tersebut terkait dengan politik atau partai. Menurut Roy, kisruh sepak bola Indonesia lebih pada perebutan pengaruh dua orang yang punya kekuatan.
"Bisnis sepak bola kan sangat besar, dan kalau dibiarkan merugikan masyarakat Indonesia," ujar Roy. Ia optimistis bisa merampungkan konflik tersebut karena tidak punya pretensi apa pun dan tidak terlibat sama sekali dalam lingkaran konflik.
"Ibaratnya pesta, saya datang ke pesta sudah kotor tinggal cuci piring, tidak sempat makan. Kita bersihkan piring-piring itu agar bisa digunakan lagi," ungkap Roy. Bahkan, demi menyelesaikan kemelut organisasi sepak bola yang menurut FIFA hanya ada satu di setiap negara, Roy berjanji akan melakukan intervensi sekalipun risikonya Indonesia di-banned FIFA.
"Saya akan langsung komunikasi dengan FIFA, konsultasi dengan KONI/KOI, dan saya akan menjawab langsung kepada dua pihak yang bertikai meskipun seharusnya tidak boleh di statuta, tapi akan saya lakukan," ungkap Roy.
Ia menyadari langkah tersebut bisa dipastikan akan membuat Indonesia di-banned FIFA. Namun, hemat Roy, sebenarnya saat ini Indonesia pun pada dasarnya sudah kena banned. Hanya, FIFA mengulur-ulur waktu. Daripada terus mengulur-ulur waktu, lanjut Roy, lebih baik konflik tersebut dibereskan tuntas. "Sudah pasti akan di-banned, tapi kita akan menikmati makanan lezat di piring yang baru," ujarnya.
Agung Laksono: Tugas Task Force Selesai dengan Baik
Pelaksana tugas (Plt) Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Agung Laksono, menyebut, AFC sepenuhnya menyerahkan konflik sepak bola Indonesia kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Hal ini berdasarkan hasil pertemuan AFC yang diwakili Plt Presiden Zhang Jilong dengan KOI, PSSI, dan KPSI, yang berlangsung di Kantor KOI, Senayan, Jakarta, Kamis (10/1/2013).
"KOI akan melaksanakan pengawasan terhadap implementasi empat butir kesepakatan yang pernah dicapai di Kuala Lumpur pada 7 Juni 2012," ucap Agung di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (11/1/2013). Seperti diketahui, empat butir kesepakatan yang disepakati antara PSSI dan KPSI di Kuala Lumpur, Malaysia, saat itu yakni pengembalian empat anggota komite eksekutif PSSI, perubahan statuta PSSI, penyatuan liga, dan penyelenggaraan kongres dengan peserta sesuai dengan Kongres Luar Biasa (KLB) Solo pada 9 Juli 2011.
Agung juga menambahkan, AFC yakin Indonesia takkan mendapat sanksi karena masalah konflik berkepanjangan ini. Oleh sebab itu, Agung menganggap tugas task force sudah dilaksanakan dengan baik.
"Pemerintah mendorong KOI, PSSI, dan KPSI, untuk melaksanakan hasil pertemuan di Jakarta dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya penjelasan dari AFC bahwa takkan ada sanksi bagi Indonesia, kami menilai task force telah memenuhi tugasnya dengan baik dan oleh karena itu tugas tim tersebut dinyatakan selesai," sambungnya.
Presiden Tekankan Tiga Tugas Menpora Roy Suryo
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan, ada tiga tugas yang menjadi prioritas Menteri Pemuda dan Olahraga yang baru, Roy Suryo. Hal itu diungkapkan Presiden saat mengumumkan pejabat Menpora definitif pengganti Andi Mallarangeng, Jumat (11/1/2013), di Istana Negara, Jakarta.
Pertama, mengonsolidasikan jajaran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Sebab, kata Presiden, ada sejumlah isu dan permasalahan yang saat ini melingkupi wilayah tugas Kemenpora. Permasalahan-permasalahan ini tengah menjadi perhatian publik.
"Ada sejumlah isu dan permasalahan yang berkaitan dengan lingkup tugas wilayah Kemenpora, yang saat ini menjadi perhatian publik dan sekarang dalam proses KPK, yaitu kasus Hambalang. Saya instruksikan Menpora baru untuk mengonsolidasikan jajarannya, memastikan Kemenpora kembali menjalankan tugasnya dengan baik, dan harapan saya memiliki kinerja yang baik," papar Presiden.
Tugas kedua, Roy diminta melanjutkan apa yang telah diraih Menpora sebelumnya. Prestasi Menpora sebelumnya, Andi Mallarangeng, dinilai perlu dilanjutkan. "Prestasi Menpora Andi Mallarangeng, kembali berjayanya Indonesia dalam SEA Games, posisi yang tidak kita miliki sejak 2007, dan kita raih kembali pada 2011," ujar Presiden.
Adapun tugas ketiga adalah untuk bekerja sama dengan KOI dan KONI agar segera mengakhiri permasalahan yang ada di kepengurusan PSSI. "Bisa konsultasi dengan baik dengan FIFA dan semua pencinta sepak bola. Rakyat akan sangat marah kalau prestasi sepak bola terganggu dan kandas karena konflik kubu-kubu tertentu dalam persepakbolaan kita," kata Presiden. (kompas)