Keadaban adalah modal sosial bagi pembangunan. Maka, pemerintah hendaknya terus memberdayakan kaum buruh agar kesejahteraan dan keadilan bisa tergapai di tengah ketidakpastian.
Nasib buruh kita, kalau kita mau jujur, hanya menjadi kuli, dan secara ekonomi tidak merdeka, bahkan tidak bermartabat sebab mayoritas mereka hidup melarat. Human Development Index kaum buruh kita sangat buruk dibandingkan negara-negara lain di Asia. Itulah realitas buruh kita yang malang. Namun demikian, buruh kita terbukti berdemo dengan damai, bersemangat dan tentu saja, ada yang mengharukan.
Tokoh Malari dr. Hariman Siregar yang bertepatan dengan dengan May Day, 1 Mei 62 tahun lalu, menilai, aksi buruh kali ini cukup berarti danmencerminkan sinyal kekecewaan dan perlawanan meski meraka tidak tahu substansi ideologis dan politis dari perjuangan mereka sendiri.
‘’Bahkan bus-bus yang mereka tumpangi, umumnya bagus, menandakan bahwa aksi demo itu ibarat piknik atau suka ria kaum buruh yang sejatinya mengalami pemasungan dan ketidakberdayaan. Tapi, demo mereka, setidaknya sudah menunjukkan ekspresi buruh yang semestinya diperdulikan negara. Sangat kasihan kalau kita menyaksikan kehidupan mereka sehari-hari,’’ kata Hariman Siregar.
Dalam peringatan Hari Buruh Sedunia kali ini, Presiden SBY telah menyiapkan empat hadiah istimewa. Keempat hadiah itu seperti buruh yang penghasilannya semula Rp1,3 juta menjadi Rp2 juta tidak dikenai pajak, pengadaan rumah sakit buruh, transportasi murah untuk buruh di kawasan industri dan pengadaan rumah murah untuk buruh. Hari Buruh Sedunia merupakan momentum untuk memperbaiki kesejahteraan buruh, dan kado SBY itu tidaklah istimewa, malah sudah terlambat meski tentu saja tertap bermanfaat.
Dalam peringatan hari buruh internasional Selasa (2/4/2012), buruh Indonesia menuntut jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia, jaminan pensiun bagi setiap buruh kemudian menolak kebijakan upah murah, menghapus sistem outsoUrcing, memberikan subsidi pada buruh dan keluarganya melalu APBN/ APBD, serta menjadikan 1 Mei sebagai hari buruh dan libur nasional.
Ribuan pendemo dari Sekretariat Bersama Buruh yang melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, mengakhiri aksinya dengan membakar atribut aksi. Karena kobaran api semakin besar, aparat kepolisian tidak tinggal diam. Mereka langsung menurunkan water cannon dan langsung menyemprotkan air ke arah kobaran api sehingga dapat dipadamkan.
Ribuan massa yang melihat aksi aparat kepolisian memadamkan kobaran api di depan Istana pun tampaknya hanya memandang dari kejauhan saja, tidak ada bentrokan. Ini pertanda ada saling pengertian di antara kedua belah pihak yang sama sama kelelahan. Hidup dan kerja memang melelahkan bukan?
Selamat Hari Buruh, dan semoga nasib baik tidak terlalu jauh. (*)