Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta- Kini pejabat Tanah Air tengah euforia dengan mobil Esemka. Ini akibat Walikota Solo Joko Widodo yang memakai mobil karya anak negeri itu sebagai mobil dinas. Presiden SBY, para menteri, Ketua DPR, dan anggota DPR ramai-ramai mengapresiasi mobil tersebut. Imbas politik citra?
Jum'at, 06 Januari 2012

Ramai-ramai Numpang Panggung Mobil Esemka
Sungguh aneh perilaku para pejabat republik ini. Hanya karena langkah Walikota Solo Joko Widodo mendapat apresiasi hangat dari publik karena menggunakan mobil dinasnya dengan Esemka, kini pejabat republik ini ramai-ramai mengapresiasi karya anak negeri itu. Lebih dari itu, mereka pun tak segan-segan memesan mobil karya siswa SMK Surakarta itu.

Hidup di era politik penuh citra seperti saat ini, memang lazim dilakukan para pejabat. Padahal, jika melongok mobil nasional (mobnas), sudah banyak yang pernah muncul di republik ini. Khusus untuk mobil Esemka saja, telah ada sejak 2009 lalu.

Beberapa embrio mobil nasional yang pernah ada di tanah air seperti Maleo, MR 90, Kalla Motor, Bakrie Beta 97, Timor, Bimantara, Kancil, Texmaco Macan, Gang Car, Marlip, Arina, Tawon, Komodo, Gea, Esemka Digdaya, Esemka Rajawali, Texmaco Perkasa dan Nuri.

Walikota Solo Joko Widodo kepada wartawan berharap euforia pejabat negara terhadap mobil Esemka ini diikuti dengan sikap yang konsisten. "Kita ingin konsistensi sehingga nantinya betul-betul ada Mobnas. Kalau Solo kita ingin terus sampai nanti kita benar-benar selesai soal uji kelayakan dan uji emisi," katanya melalui saluran telepon dari Solo, Kamis (5/1/2011).

Mobil Esemka memiliki beberapa varian produk SMK 1 Singosari yang dikenal dengan sebutan Esemka Digdaya generasi II. Dalam perkembangannya, Esemka Digdaya ini dikembangkan oleh SMK di seluruh Indonesia, termasuk yang di Solo. Kendaraan ini berjenis Multi Purpose Vehicle (MPV).

Selain Esemka Digdaya, ada pula mobil Esemka Rajawali. Kendaraan ini bermesin 1.5i,1.500 cc multi point injection 4 silinder. Kendaraan ini dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual zone, sensor parking, hingga head unit CD player.

Dihubungi terpisah Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Tekhnologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan dalam industri otomotif tidak cukup hanya bermodal manufaktur semata.

Menurut Budi, industri otomotif harus ada unsur keselamatan dan keamanan, ada standar produk wajib dan tidak wajib, harus ada purna jual, yang kemudian mendapat nomer identifikasi kendaraan. "Baru dikengkapi dengan STNK dan BPKB. Kalau semua itu lengkap baru bisa meluncur," ujar Budi kepadawartawan melalui saluran telepon, Kamis (5/1/2012).

Budi mengatakan pihaknya mendukung semua inovasi dan teknologi untuk meningkatkan kompetensi di bidang SDM industri otomotif. Menurut dia, untuk menuju mobil komersil, dibutuhkan investasi yang tidak kecil. "Nah, kalau dijual dipastikan juga ada pembelinya," ingatnya.

Meski demikian, Budi mengatakan terjadi pemahaman yang tidak tepat terkait istilah buatan dalam negeri dan konten lokal. Karena menurut dia, kendaraan multinasional yang ada di Indonesia mayoritas juga buatan Indonesia. 80 persen konten dan buatan Indonesia untuk kendaraan MPV serta 60 persen untuk kendaraan besar. "Jadi ada pemahaman yang missleading," tambahnya.

Ketika ditanya kapan mobil Esemka bisa digunakan di jalanan raya? Budi mengatakan pertanyaan tersebut tepatnya ditanyakan kepada pihak industri. Menurut dia persyaratan harus dipenuhi industri. "Kita hanya memfasilitasi dan mendorong, sementara yang memenuhi persyaratan ya pihak industi, kita akan bantu," katanya. Di atas semua itu, kata Budi, euforia mobil Esemka ini dijadikan momentum untuk menggunakan produk nasional.

Politik citra yang menjangkiti pejabat republik ini dalam kenyataannya tak sinkron dengan praktik di lapangan. Dalam kenyataannya, mobil yang dipuji oleh para pejabat itu masih jauh api dari panggang untuk dapat dipakai di jalan raya.

Jika memang memiliki komitmen kuat, para petinggi negeri ini seharusnya tidak cukup hanya menunggangi popularitas Esemka, namun lebih dari itu, mendorong dan mengupayakan produksi massal mobil Esemka. Artinya, dorong investor menggelontorkan dana untuk penuhi standardisasi Esemka sebagai kendaraan yang layak pakai. [mdr](inilah)
Mobil Kiat Esemka dijadikan kendaraan dinas Walikota * Wakil Walikota Solo
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :