Seruan ditandatangani oleh perwakilan pemuka agama antara lain Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Denpasar, I Nyoman Kenak, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Denpasar, KH Mustafa al-Amin, Keuskupan Denpasar diwakili oleh Romo Yosef C Wora, SVD Vikjen Keuskupan Denpasar, Musyawarah Pelayanan Gereja Kota Denpasar, I Ketut Sukanada, Majelis Agama Khonghucu Kota Denpasar, Putu Santiro, dan Walubi Kota Denpasar,
"Keputusan ini berdasaran hasil rapat yang bertempat di aula Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar beberapa waktu lalu," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Denpasar, Ida Bagus Rahoela, Minggu 10 Maret 2013.
Dalam seruan tersebut, umat Hindu diharapkan mampu melaksanakan Catur Brata penyepian dengan sebaik-baiknya sebagaimana pedoman edaran dari PHDI Provinsi Bali.
Untuk umat Islam yang melaksanakan salat berjamaah di masjid, musala atau langgar, agar dilakukan di tempat terdekat dari tempat tinggalnya dengan berjalan kaki dan tidak menggunakan pengeras suara.
Sementara umat Kristen, Katholik, Budha, dan Konghucu diharapkan bisa menyesuaikan. Dalam seruan tersebut juga dilarang menyalakan petasan, mercon dan bunyi-bunyian sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian hari raya Nyepi dan membahayakan ketertiban umum.
"Bila ada di antara warga yang kepancabaya (mendapat musibah atau keadaan darurat) seperti sakit, melahirkan, kematian dan lain-lain agar berkoordinasi dengan petugas setempat seperti kepala lingkungan atau prajuru desa pakraman setempat," ucap Rahoela.
Pemerintah Kota Denpasar menyediakan rumah sakit Wangaya untuk pelayanan kesehatan dan gawat darurat. Untuk keperluan gawat daruratan dan keperluan ambulans, pemkot juga siap memberikan pelayanan secara gratis. "Masyarakat dapat menghubungi call center dengan telepon (0361) 233333," ujar dia.
Ditegaskan pula agar hotel-hotel yang ada di Kota Denpasar tidak menyediakan paket hiburan Hari Raya Nyepi. Sementara itu, Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menyambut baik seruan yang dikeluarkan majelis agama dan keagamaan Kota Denpasar. "Ini membuktikan bahwa toleransi antarumat beragama di Denpasar semakin meningkat," katanya.
Rai berharap agar seruan itu diimplemetasikan seluruh warga Kota Denpasar. "Mari kita jaga suasana kondusif Kota Denpasar dengan mengedepankan toleranasi dan saling menghormati antarumat beragama," kata Rai Mantra.
Dia juga berharap umat Hindu mampu melaksanakan catur brata penyepian, yakni empat pantangan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Keempat pantangan itu meliputi amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak melakukan kegiatan), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu maupun tidak mengadakan hiburan/bersenang-senang).
Nyepi, Seluruh Penerbangan Yogyakarta-Denpasar Ditutup
Menyambut perayaan Nyepi yang akan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2013, seluruh jalur penerbangan Yogyakarta - Denpasar akan ditutup selama satu hari penuh.
“Ada enam penerbangan yang akan kami tutup dengan tujuan Yogyakarta - Denpasar bertepatan dengan perayaan Nyepi bagi umat Hindu di Bali,” kata Assisten Manajer Data dan Informasi PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Faizal Indra Kusuma, Minggu 10 Maret 2013
Keenam penerbangan tujuan Yogyakarta - Denpasar yang ditutup tersebut dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia, Lion Air, dan Air Asia, dengan rata-rata jumlah penumpang mencapai lebih dari 1.000 orang per hari.
“Tak hanya pesawat dari Yogyakarta tujuan Denpasar. Namun, semua maskapai juga menutup sementara penerbangan tujuan Denpasar karena Bandara Ngurah Rai tutup sehari untuk menghormati umat Hindu yang merupakan mayoritas di Bali untuk melaksanakan hari Raya Nyepi,” dia menjelaskan.
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia tujuan Yogyakarta - Denpasar melayani tiga kali penerbangan, Lion Air dua kali, dan Air Asia satu kali.
“Pada hari biasa maskapai Garuda Indonesia melayani penerbangan Yogyakarta - Denpasar pada pukul 09.10 WIB, 16.00 dan pukul 20.20. Sedangkan pesawat Lion Air pada pukul 07.10 dan 20.50. Sementara untuk AirAsia pukul 06.35 WIB,” paparnya.
Lebih lanjut Faizal menyatakan dalam satu hari jumlah penumpang di Bandara Adisutjipto yang berangkat rata-rata mencapai 6.900 penumpang per hari. Pada hari Nyepi jumlah penumpang turun sekitar 1.180 orang, menjadi 5.720 orang, karena tidak ada penerbangan Yogyakarta - Bali. (VIVA)