Wida (30), sang pengantin wanita, Minggu (17/2/2013) mengaku terharu, karena acara yang semestinya digelar di rumahnya mendadak kebanjiran sejak tadi malam.
"Meski senang bisa terlaksana akad nikah di pagi ini, tapi saya bersedih rumah orang tua dan tetangga kebanjiran," kata Wida didampingi suaminya, setelah melangsungkan akad nikah.
Sebelum acara digelar satu jam sebelumnya, para keluarga pengantin perempuan dibantu warga sekitar sibuk mengevakuasi makanan dan kue tasyakuran untuk dipindah ke rumah tetangga.
Jalan Poros Bojonegoro-Cepu Terancam
Banjir di Bojonegoro terus meluas. Jalur poros yang menghubungkan Bojonegoro-Cepu Jawa Tengah terancam.
Minggu (17/2/2013), luapan Bengawan Solo di Dusun Sale, Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, hampir menyentuh bibir aspal jalan raya.
"Airnya terus naik sejak pagi," kata Bu Khaseni yang sehari-hari menjadi buruh tani saat ditemui di Desa Sukoharjo.
Banjir juga telah memaksa warga mengungsikan hewan ternak seperti sapi dan kambing. Hewan-hewan peliharaan itu diungsikan di tepi jalan raya dan di sepanjang pinggir rel kereta api yang sementara ini masih aman dari banjir.
Akhir Tahun 2007, di desa setempat banjir menenggelamkan jalan raya dan rel kereta api.
Siaga III, 54 Desa di Bojonegoro Diterjang Luapan Bengawan Solo
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, telah menetapkan status Bengawan Solo Siaga III. Banjir telah menggenangi ribuan rumah warga.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat 54 desa/kelurahan yang sudah menjadi korban luapan Bengawan Solo.
Di Kecamatan Baurena 14 desa, Kecamatan Dander 1 desa, Kecamatan Balen 9 desa, Kecamatan Kalitidu 4 desa, Kecamatan kota 4 kelurahan, Kecamatan Trucuk 11 desa dan Kecamatan Kanor 2 desa.
Rumah penduduk yang tergenang diperkirakan mencapai lebih 1100. Sedangkan lahan pertanian yang ditanami padi kurang lebih 2000 ha.
Warga diharapkan lebih meningkatkan kewaspadaaanya karena diprediksi pada tengah malam banjir kiriman dari hulu akan besar. Terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar kota.
BPBD dan aparat keamanan Polri/TNI juga siaga malam ini sesuai intruksi Bupati Suyoto. Untuk pengamanan dalam kota, para petugas akan mengawasi 78 pintu tanggul yang terdapat di pinggiran kota. Mereka akan menutup tanggul bila dirasa telah membahayakan.
Di Posko BPBD yang ada di Jalan Mastumapel, terlihat para petugas dari TNI, Polri serta Satpol pp dan pejabat muspida sibuk untuk berkoordinasi mengantisipasi luapan Bengawan Solo.
"Saat ini telah memasuki siaga 3, untuk wilayah kota Bojonegoro. Dan ini kita persiapan untuk menutup semua pintu tanggul. Yang selama dibuka untuk akses jalan warga," terang kepala BPBD Bojonegoro Kasiyanto, Sabtu (16/2/2013) malam.
BPBD juga menyiapkan ratusan paket logistik dan tiga unit perahu karet untuk membantu proses evakuasi jika nanti diperlukan. "Semua sudah kita siapkan untuk mengantisipasi segala sesuatunya," kata Kasiyanto. (detikSurabaya)