Namun meski kongres ini untuk pengukuhan Surya Paloh, tidak banyak kader dan pendukung Partai NasDem yang hadir. Bahkan banyak kursi undangan yang masih kosong. Tak hanya di depan panggung saja yang banyak bangku yang kosong, di tribun kongres juga banyak kursi kongsong.
Bahkan sampai dimulainya pidato Ketua Umum Partai NasDem Rio Patrice Capella, masih banyak kursi yang tidak terisi oleh kader.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pakar Partai NasDem, Hary Tanoesoedibdjo mundur dari NasDem. Mundurnya Hary Tanoe diikuti oleh beberapa petinggi DPP Partai NasDem seperti Sekjen Partai NasDem Ahmad Rofiq. Bahkan beberapa petinggi DPD dan DPW juga mengikuti langkah Hary Tanoe yang keluar dari NasDem.
'Hary Tanoe Keluar Itu Urusan Sekecil-Kecilnya'
Ketua Majelis Nasional Partai NasDem, Surya Paloh mengaku keluarnya Hary Tanoe Soedibdjo dari NasDem adalah hal yang sangat kecil, tidak berarti apa-apa bagi Partai NasDem.
Tanpa keberadaan Hary Tanoe di NasDem, partai ini masih bisa berkembang dan maju.
"Saya ingin memberikan gambaran sepenuhnya dan harus menjadi catatan penting bagi kalangan pers bahwa ini (keluarnya kader) sekecil-kecilnya. Hampir dikatakan tidak ada artinya apa-apa, termasuk Hary Tanoe, mungkin persepsi ini yang harus dipahami," ujar Surya Paloh disela-sela Kongres Partai NasDem di JCC Senayan, Jumat (25/1/2013).
Menurutnya, keluarnya sejumlah kader di daerah tak mempengaruhi semangat dan perjuangan Partai NasDem. Bahkan hal itu tak berarti bagi NasDem.
Paloh menjelaskan, keluarnya Ketua DPD Jawa Barat Rustam adalah segelintir kader yang ada di NasDem. Namun NasDem tidak akan hancur dengan keluarnya puluhan atau ratusan kader.
"Seorang Rustam mengundurkan diri siapa yang ikut?, maka saya katakan kecil sekali. Arwin dari DKI, ada 200-300 orang tidak sebanding dengan ratusan ribu orang," jelasnya.
Untuk itu, Paloh meminta kepada DPP Partai NasDem untuk membuka siapa saja kader yang keluar dari NasDem dan siapa saja yang masuk NasDem. Pasalnya jumlah kader yang keluar tidak sebanding dengan jumlah kader yang masuk ke partai.
"Sebagai transparansi kewajiban bagi DPP untuk mengatakan berapa yang keluar dan yang masuk. Itu bagus juga untuk belajar transparansi," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pakar Partai NasDem, Hary Tanoesoedibdjo mundur dari NasDem. Pengunduran diri Hary Tanoe diikuti oleh beberapa petinggi DPP Partai NasDem salah satunya Sekjen Partai NasDem, Ahmad Rofiq.
Surya Paloh:Uang Hary Tanoe di NasDem Sangat Kecil
Ketua Majelis Nasional Partai NasDem, Surya Paloh menegaskan jika kondisi keuangan Partai NasDem tidak akan terpengaruh dengan keluarnya Hary Tanoesoedibdjo. Pasalnya andil keuangan Hary Tanoe di Partai NasDem sangat kecil.
"Nasdem tidak tergantung dengan seorang Hary Tanoe. Tidak ada pengaruh. Kecil. Finansial juga kecil," tegas Surya Paloh dalam keterangan persnya di JCC, Senayan Jakarta, Jumat (25/1/2013).
Menurutnya, Partai NasDem bisa sebesar ini bukan karena andil dari keuangan Hary Tanoe, melainkan dari kantong pribadinya sendiri dan semangat beberapa kader lainnya.
"Saya menjadi pengusaha sejak 40 tahun lebih, bukan OKB (orang kaya baru). Saya tidak perlu melaporkan ke KPK karena bukan pejabat publik," imbuhnya.
Lebih lanjut, Paloh mengatakan, sampai hari ini kondisi keuangan Partai NasDem tetap sehat dan tidak tergantung kepada orang perorang khususnya Hary Tanoe. Sehingga keluarnya Hary Tanoe bukan akhir dari Partai NasDem.
"Jangan seakan-akan pak Hary Tanoe keluar NasDem mati. Tidak benar. Jangan-jangan lebih hebat," tandasnya. [inilah]