Lowongan CPNS pemprov pertama dibuka pascamoratorium pada 8 September 2012. Dalam rekrutmen CPNS pertama setelah moratorium itu, pemprov hanya mendapatkan kuota 148 orang (formasi). Rinciannya, 90 orang diisi oleh tenaga kesehatan dan 58 sisanya untuk tenaga teknis lainnya.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jatim Akmal Boedianto dihubungi Selasa (12/2/2013) mengatakan, rekrutmen CPNS tahun ini rencananya digelar bulan Juni 2013. Selain membuka untuk formasi umum, Pemprov juga berencana mengangkat pegawai honorer kategori K2 menjadi CPNS.
"Tapi berapa formasi yang diberikan, kami belum tahu. Yang jelas kuota didasarkan pada kebutuhan masing-masing instansi, baik pusat maupun daerah," katanya.
Format tersebut berbeda dengan model rekruitmen CPNS sebelumnya, di mana pemerintah pusat menetapkan kuota nasional terlebih dahulu. Setelah itu, baru dibagi merata di setiap instansi.
Pengangkatan honorer K2 berbeda dengan pengangkatan honorer. Untuk dapat diangkat, K2 wajib mengikuti tes dan mereka yang lolos tes berhak diangkat sebagai CPNS. Jadi yang diangkat sebabagi CPNS belum tentu semuanya.
"Jadi pengangkatan mereka berdasar hasil tes. Makanya pengangkatan honorer K2 dilakukan secara bertahap, mulai 2013 sampai 2014 nanti," ujarnya.
Kriteria honorer K2, yakni mereka yang bekerja di instansi pemerintah dan diangkat oleh pejabat berwenang, dengan masa kerja minimal satu tahun pada 31 Desember 2005 dan hingga saat ini masih bekerja secara terus menerus. Usia sekurang-kurangnya 19 tahun dan tidak boleh lebih dari 46 tahun per 1 Januari 2006.
Saat ini, pegawai honorer K2 menumpuk untuk posisi guru, perawat, dan tenaga teknis. Di Jatim, jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan ribu orang. Karena di Surabaya saja jumlah K2 mencapai sekitar 3.200 orang, di mana sebagian besar adalah guru.
Akmal menjelaskan, pelaksanaan tes CPNS Juni 2013 nanti menggunakan sistem computer assisted test (CAT). Yakni, pelamar langsung menjawab soal ujian di depan komputer. Pihaknya sudah menyiapkan model tes tersebut.
"Tahun lalu, sistem tes dengan CAT hampir kami lakukan. Tapi tak jadi, karena tiba-tiba ada moratorium," pungkasnya. [beritajatim]