"Hak seseorang tidak bisa kita halangi," katanya di gedung Kementerian Hukum dan HAM, Selasa, 26 Februari 2013.
Amir yang juga Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengaku paham dengan kerisauan yang dirasakan oleh bekas Ketua Umum Partai Demokrat tersebut setelah ditetapkan sebagai tersangka suap oleh KPK. Status itu membuatnya mau tak mau mundur sebagai ketua umum. Amir menyatakan maklum jika Anas melakukan perlawanan pada Majelis Tinggi Demokrat.
"Kita mengerti kegalauan dia," ujar dia.
Sejak menyatakan mundur dari Demokrat, Anas terus-menerus disambangi oleh para politikus yang selama ini getol mendorong KPK mengusut pencairan dana talangan Bank Century. Bahkan, mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Anwar Nasution juga sempat menemui Anas pada Ahad, 25 Februari 2013.
Tim pengawas pengusutan kasus Bank Century di DPR sudah mengumumkan rencana mereka untuk memanggil dan mendengarkan keterangan Anas Urbaningrum di Senayan.
Mantan Auditor Bank Century Temui Anas
Bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ahad, 24 Februari 2013 menerima kunjungan mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Anwar Nasution di kediamannya di Duren Sawit. Pada saat dipimpin Anwar, BPK mengaudit aliran dana kasus Bank Century. Apakah keduanya membicarakan Century?
"Saya tidak tahu (apa yang dibicarakan)," kata Ketua DPP Partai Demokrat Umar Arsal di kompleks parlemen, Senayan, Senin, 25 Februari 2013. Umar merupakan salah satu orang dekat Anas yang setiap hari bertandang ke kediaman Anas.
Menurut Umar, dia tidak mengikuti apa yang dibicarakan oleh Anwar Nasution dan Anas Urbaningrum. Menurut Umar, setiap menerima tamu, Anas selalu menjauh dari pendopo tempat pertemuan. Umar memastikan Anwar pernah menjadi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam, sama seperti Anas.
"Mereka berbicara selama satu jam," kata dia.
Bekas Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat, M Rahmad, menjelaskan bahwa dia juga tidak mengetahui apa saja agenda pertemuan dengan Anwar Nasution. Saat ditanya kemungkinan apakah pertemuan dengan Anwar dengan Anas adalah untuk membahas kasus Century, Rahmad enggan mengomentari.
"Saya tidak tahu," kata dia. (tempo)