Home

Nasional

Daerah

Sport

LifeStyle

Opini

Advetorial

SuratPembaca

Redaksi

Trenggalek - Munculnya 12 jamur raksasa di Desa Karanganyar Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek menggegerkan warga. 12 Jamur warna coklat muda yang tumbuh membesar di pekarangan salah satu rumah warga ini memang tak lumrah.

Tudung atau daun jamur melebar hingga 20 cm - 50 cm, dengan diameter batang mencapai sekitar 30 cm, sementara tingginya 30 hingga 40 cm. Padahal jamur pada umumnya, tingginya tak lebih 10 cm dengan lebar daun, selebar tutup gelas.

Jum'at, 08 Februari 2013

Jamur aneh yang menjadi perhatian warga ini tumbuh di pekarangan rumah milik Boirin (50) warga RT 17 RW 04 Dusun Ponggok Desa Karanganyar Kecamatan Pule, Trenggalek.

Boirin menjelaskan jamur raksasa ini, pertama kali terlihat tumbuh pertengahan bulan Januari 2013 lalu.

"Awalnya terlihat seperti tunas berbentuk kuncup yang tumbuh di permukaan tanah. Lama-lama muncul tunas yang sama di sekitaranya. Hingga 3 hari kemudian terlihat jelas kalau tunas tersebut berbentuk jamur berukuran besar berjumlah 12 buah," jelas Borin kepada wartawan, Kamis (7/2/2013).

Karena semakin lama ukuran daun semakin lebar dan batang jamur semakin tinggi dan membesar, kata dia, tetangga sekitar penasaran dan berduyun-duyun mendatangi lokasi tumbuhnya jamur. Agar tak terinjak warga, Boirin berinisiatif memasang pagar bambu di sekitar jamur raksasa yang tumbuh bergerombol.

Selain semakin tumbuh membesar, hampir 2 minggu jamur raksasa ini tidak juga membusuk. Kabar munculnya jamur aneh ini menyebar sampai keluar desa. Meski sepintas bentuknya mirip jamur tiram atau warga setempat mengenalnya dengan jamur barat, yang biasa tumbuh di musim hujan.

Selama ini Borin dan warga sekitar tidak berani memetik apalagi memakannya. Sebab mereka takut jamur raksasa ini mengandung racun mematikan. Namun setelah usai sebulan, kondisi jamur mulai membusuk dan tak utuh lagi bentuknya.

Meski begitu masih saja ada warga yang ingin melihatnya. Karena munculnya jamur raksasa ini merupakan fenomena unik yang pertama kali terjadi di daerah setempat. (detikSurabaya)