Kediri - majalahbuser.com, Earth Hour kembali digelar. Agenda tahunan yang diselenggarakan pada hari Sabtu (30/3) ini serentak dilaksanakan di seluruh dunia, tak terkecuali di Kabupaten Kediri. Sama seperti tahun kemarin, pelaksanaan Earth Hour dipusatkan di Monumen Simpang Lima Gumul.
Tahun ini antusias pengunjung sangat luar biasa memenuhi setiap sudut Monumen Sumpang Lima Gumul. Sebelum acara dimulai terlebih dahulu masyarakat dihibur dengan band anak sekolah mulai SD hingga SMP. Tak luput pula tarian tradisional juga ikut memeriahkan acara Earth Hour.
"Ini Aksiku, Mana Aksimu". Slogan ini adalah ajakan bagi masyarakat untuk ikut serta dalam aksi penghematan energi dan menjaga lingkungan.
"Dalam kegiatan ini Saya minghimbau kepada masyarakat untuk selalu menghemat energi khususnya listrik. Sekiranya tidak dipakai, listrik harus dalam keadaan mati," kata Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Putut Agung Subekti.
"Lebih dari itu, pesan yang dapat kami sampaikan adalah mari kita sayangi bumi kita dengan mengolah sampah sejak mulai dari awal sebelum kita membuangnya. Jadi tidak hanya listrik, sampah pun harus kita perhatikan utamanya mengurangi sampah plastik yang sulit diurai," pesannya.
"Tiap sekolah harus ikut mensosialisasikan kepada murid-murid jangan membuang sampah sembarangan. Anak-anak dihimbau membawa botol minum dan makanan dari rumah, dengan begitu sampah plastik akan berkurang," harapnya.
Tepat pukul 20.30 WIB, lampu di Monumen Simpang Lima Gumul padam, menandakan Earth Hour 2019 Kabupaten Kediri dimulai. Akan tetapi, hal tersebut tak membuat Simpang Lima Gumul gelap gulita. Ratusan lilin yang ditata rapi mulai dinyalakan, membentuk angka 60+. Hingga pukul 21.30 WIB lampu kembali dinyalakan.
Angka 60 melambangkan 60 menit waktu yang digunakan untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dan lambang + merupakan simbol agar kegiatan ini tidak berhenti dalam 1 jam saja, tetapi berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari dalam ikut menghemat energi utamanya listrik.
Sebagai informasi, Earth Hour adalah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF). Kegiatan ini berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim. Pemadaman dilakukan serentak di seluruh dunia, dimulai pukul 20.30-21.30 waktu setempat.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan penghargaan Adiwiyata Kabupaten Kediri 2018 kepada 9 sekolah yang dinilai berhasil mendidik siswa-siswinya menjadi individu yang cinta dan bertanggung jawab pada lingkungan.
Sekolah-sekolah tersebut yaitu SMPN 2 Wates, SMPN 2 Kepung, SMPN 3 Plosoklaten, SMPN 4 Pare, SMPN 1 Kayen Kidul, SMPN 1 Banyakan, SMPN 1 Tarokan, SMPN 2 Tarokan, dan MAN 3 Kediri. (Kominfo/Adv)