Sidoarjo - Usai bentrokan warga dan pendatang di Tambak Sawah, Waru, tersiar kabar warga setempat menolak kehadiran warga pendatang khususnya yang berasal dari NTT.
Sekretaris Desa (Carik) Tambak Sawah Qomari (54) membenarkan bahwa warga setempat untuk sementara tidak menginginkan pendatang kembali lagi.
"Bukan menolak, tapi kami antisipasi saja kalau-kalau nanti terjadi tawuran lagi," kata Qomari kepada wartawan di kantor balai desa, Senin (22/10).
Apalagi, Qomari melanjutkan, warga pendatang ini dikenal arogan. Ia mengkhawatirkan warga lokal kembali terprovokasi karena ulah mereka. Karena di Tambak Sawah termasuk daerah rawan tawuran.
"Dulu tahun 2016 malah antar desa. Desa Tambak Sawah dengan Tambak Rejo, untuk itu kami menghimbau agar warga pendatang yang terlibat bentrok agar tidak kembali ke Tambak Sawah," kata Qomari..
Tidak ada data pasti berapa jumlah warga pendatang yang tinggal di Tambak Sawah. Karena memang rata-rata warga yang sudah menetap di Tambak Sawah adalah dulunya pendatang.
Para pendatang yang sudah menetap tersebut saat ini aman dan terbuka dengan siapa saja. Menurut Qomari warga masih kesal saja dengan peristiwa di kos milik Haji Tamyis yang dilakukan pendatang yang kos tersebut.
"Saya juga pendatang. Ada warga juga itu namanya Pak Nuri malah punya menantu dari NTT dan juga tinggal di sini. Jadi sebenarnya kami tidak menolak warga NTT atau pendatang," kata Qomari.
Sebelumnya, Kapolsek Waru Kompol Muhammad Fathoni membenarkan telah terjadi bentrok antara warga lokal dan warga pendatang dari NTT. Menurut Fathoni, situasi dan kondisi di Tambak Sawah dengan cepat bisa dilerai dan dikendalikan.
"Kami evakuasi untuk menghindari korban dan kerusakan lebih lanjut di antara dua kubu," kata Fathoni kepada wartawan, Minggu (22/10/2018).
Dari informasi yang dihimpun, bentrokan berawal dari sekelompok oknum warga pendatang asal NTT melakukan penyerangan rumah Haji Tamyis pada Sabtu (21/10/2018) sekitar pukul 21.00 WIB. Penyerangan itu menyebabkan kaca depan rumah Haji Tamyis mengalami kerusakan.
Mengetahui hal itu, warga setempat tanpa dikomando langsung melakukan serangan balik kepada sejumlah warga pendatang. Kalah jumlah, mereka kemudian terdesak dan berlarian menyelamatkan diri ke rumah seorang warga lokal.
Mendapat laporan adanya bentrok, polisi kemudian mendatangi lokasi dan meredam emosi warga lokal. Sedangkan sejumlah warga pendatang yang berlindung di rumah warga berhasil dievakuasi.
"Yang kami evakuasi saat menyelamatkan diri dari sebuah rumah warga lokal 15 orang. Sedang total yang kami evakuasi di mapolsek sekitar 30 orang," kata Fathoni.
"Masih kita lidik lebih lanjut. Saat ini tercatat dari mereka (warga pendatang) ada 4 orang mengalami luka sabetan sajam," tandas Fathoni. (detik/bsr1)