Surabaya - Pemerintah pusat mewacanakan mengubah status Jembatan Suramadu menjadi non tol. Wacana ini bukan hal baru, karena Gubernur Jatim pernah mengusulkan, namun ditolak.
Gubernur Soekarwo pada Januari 2016 lalu, pernah mengusulkan agar Tol Suramadu digratiskan. Bahkan, saat Presiden Jokowi berkunjung ke Madura meresmikan kapal pengangkut sapi, para kiai di Madura sudah mengusulkan hal ini namun tidak ada tanggapan.
Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo juga mengungkapkan jika tol digratiskan, tarif ini bukan karena kemahalan.
"Bukan (kemahalan), itu kan usulannya para kiai pada peresmian kapal ngangkut sapi oleh presiden di Madura," ujar Pakdhe Karwo sapaan akrabnya di Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (21/9/2018).
Usulan ini akhirnya muncul kembali setelah kedatangan Luhut Binsar Panjaitan yang berencana akan membuka lahan perkebunan tebu di Madura. Lalu, Pakdhe Karwo mengaku hal ini tidak bisa karena jika pabriknya ada di Candi, Sidoarjo. Otomatis biaya angkutnya mahal.
"Terakhir kemudian Pak Luhut ke sini, bilang kami akan usul bangun pabrik gula, tidak bisa pak. Kalau kemudian pabriknya di Candi, ngangkutnya itu mahal," tambahnya.
Akhirnya usulan itu muncul kembali untuk menggratiskan tol lantaran tidak efisien jika harus membayar tol.
"Akhirnya muncul kembali usulan menggratiskan tol itu. Tidak bisa kemudian proses produksi Madura itu di sana tapi dibawa ke sini, itu kemudian jadi tidak efisien karena harus bayar tol," ungkapnya.
Pakdhe Karwo menambahkan ada sekitar 330 hektare tanah di Madura yang siap untuk ditanami tebu. "Itu ada 330-an hektar tanah yang berpotensi ditanami tebu, sangat luar biasa cukupnya," imbuhnya. (fat/bdh/detik)