Kediri - majalahbuser.com, Pemerintah Desa (Pemdes) Brumbung Kecamatan Kepung punya cara sendiri untuk tetap menjaga kelestarian benda purbakala. Menata rapi sisa-sisa peninggalan, menjadikannya untuk edukasi warga menjadi hal yang bisa diapresiasi.
Upaya Pemdes untuk menjaga kelestarian sejarah memang sangat bagus, keberadaan arca dan prasasti di halaman balai desa tersebut memang untuk sarana mengenalkan benda purbakala yang ada di sana.
“Sebelumnya ada di dalam ruangan, namun agar bisa dilihat banyak orang jadi dibuatkan tempat di luar,” kata Siti Nurhanik, Kepala Desa Brumbung.
Perempuan berkerudung itu menyampaikan, bahwa penemuan benda-benda tersebut bergilir, baik dari pekarangan warga, hingga di areal persawahan. Dari penemuan tersebut, warga melaporkannya ke perangkat desa, setelah itu diletakkan di kantor desa. Dimana tujuan utamanya memang untuk melindungi agar benda tersebut bisa tetap terjaga.
“Warga disini sudah sadar dengan penemuan benda purbakala, kebanyakan ditemukan sebelum tahun 80-an,” sahutnya.
Menurutnya, menjaga peninggalan purbakala sangat penting. Selain bisa sebagai sarana edukasi untuk anak sekolah, juga bisa membuktikan bahwa kejayaan kerajaan dulu memang ada di Desa Brumbung.
“Orang luar yang hanya sekedar lewat juga sering mampir dan melihatnya,” tandas Hanik.
Sebenarnya dulu benda-benda tersebut sempat ingin dibawa orang Jepang dan akan diganti dengan uang. Atau apapun permintaan perangkat desa, namun pihak desa menolaknya. Karena ini merupakan aset yang tak ternilai harganya.
Hanik menyampaikan, kedepan Pemdes berencana untuk memberi papan informasi tentang benda-benda yang ada. Sehingga warga desa bisa tahu nama dan fungsi benda tersebut zaman dahulu.
Di sana, terdapat beberapa benda peninggalan baik dari zaman Kerajaan Kadiri maupun Majapahit. Ada 2 prasasti yang berukuran besar, yakni Prasasti Brumbung 1 dan Brumbung 2.
Prasasti tersebut lengkap dengan aksara jawa kuno yang terpahat di sekelilingnya. Ada pula arca Dwarapala, arca dewa, yoni, dan juga jembangan. Selain itu ada sejumlah struktur batu-bata kuno yang baru saja ditemukan di areal persawahan milik warga. (kominfo/adv)