Kediri -- majalahbuser.com, Fenomena sumur ambles yang terjadi di beberapa hari terakhir ini secara khusus mendapat perhatian dari Bupati Kediri, dr. Hj. Haryanti Sutrisno. Pagi ini, Sabtu (29/4) Bupati Kediri meninjau langsung lokasi beberapa sumur warga yang ambles di Desa Manggis dan Gadungan Kecamatan Puncu.
Sebagai informasi fenomena sumur ambles ini terjadi mulai senin sore (24/4) lalu. Tercatat kini total sebanyak 125 sumur ambles yang lokasinya tersebar di Dusun Nanas, Jambean, Manggis dan Dorok di wilayah Desa Manggis serta Dusun Jatirejo Desa Gadungan.
Bupati Kediri melalui Plt. BPBD Kabupaten Kediri, Randi Agatha, menyampaikan kepada warga agar tidak panik akan adanya fenomena ini. Kondisi ini terus dikoordinasikan dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) pusat yang mulai hari ini sudah datang di lokasi dan langsung melakukan peninjauan lapangan.
"Tetap tenang, jangan beraktivitas dulu di atas sumur karena masih rawan ambles lagi. Air jangan digunakan untuk minum kalau untuk mandi cuci tidak masalah," jelas Rendi.
"Dari tes awal Dinas Kesehatan, air di lokasi sumur ambles ini mengandung alumunium dan florida di atas ambang batas. Namun untuk langkah selanjutnya kita tunggu dulu hasil dari analisa PVMBG yang hari ini sudah di lokasi," terang Rendi.
Kepala Tim tanggap darurat bencana gerakan tanah PVMBG, Herri Purnomo saat ditemui Kominfo di lokasi mengatakan timnya saat ini sedang melaksanakan penelitian awal. Yakni melihat beberapa sampel sumur yang mengalami keruntuhan.
"Ini fenomena biasa, sehingga tidak perlu panik. Terkait kejadian ini pernah juga terjadi di Flores. Namun tetap kita selidiki dengan detail apa penyebab dari fenomena ini," terang Herri.
Selanjutnya Herri menambahkan hal ini memang berpotensi terjadi di lokasi dekat gunung berapi. Namun ditegaskan hal ini tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanik.
"Flores dan disini sama yakni di lokasi gunung berapi. Yang beda adalah saat terjadinya, kalau disana penghujan tapi disini masuk kemarau. Kasus ini sama sekali tidak terkait aktivitas vulkanis Gunung Kelud. Beberapa dugaan awal adalah adanya akuiver di bawah tanah yang memecah atau patah sehingga air menekan lapisan diatasnya dan membuat permukaan air naik serta melarutkan tanah lalu menjadi rongga. Akibatnya sumur ambles," imbuh Herri.
"Penelitian awal nanti sekitar satu Minggu, bila dilanjutkan dengan analisa georadar akan membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Dengan georadar hasil akan lebih lengkap karena bisa melihat kondisi struktur batuan, rongga tanah dan air tanah baik tinggi permukaannya maupun arah pergerakannya," tandas Herri. (kominfo/adv)