"Kemarin Pak Djohar (Arifin) dan Pak Farid Rahman (Wakil Ketua Umum PSSI) sudah ke Swiss untuk menghadiri acara FIFA. Setelah acara itu, baru mereka menemui Patrick Mbaya," kata Deputi Sekretaris Jenderal PSSI Bidang Urusan Luar Negeri Rudolf Yesayas, Ahad, 12 Februari 2012.
Patrick Mbaya adalah pengacara internasional yang dikontrak PSSI untuk menangani gugatan Michel Bacchini di CAS. Sengketa ini bermula saat PSSI dipimpin Nurdin Halid. Nurdin kala itu berniat menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Untuk melancarkan berbagai urusan, ia pun menyewa konsultan Michel Bacchini.
Namun Nurdin lengser di tengah jalan. Proyek menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pun gagal total karena FIFA menunjuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Bacchini, yang mengklaim telah mengeluarkan sejumlah uang, lalu menagih PSSI. Dia menggunakan jalur arbitrase untuk memenangkan tagihannya itu dengan memasukkan pengaduan pada 27 Juli 2010.
Uniknya, selama proses arbitrase berlangsung, PSSI mengaku tak pernah tahu ada kasus ini. Informasi soal ini baru diketahui pada awal Oktober 2011 lalu saat Bacchini memberi tahu Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman. Saat itu, Bacchini mengatakan CAS akan menjatuhkan keputusannya dalam waktu dekat.
PSSI pun bergerak cepat. Mereka melayangkan surat ke CAS pada 8 November 2011 lalu. Isinya meminta CAS tak gegabah mengetuk palu karena selama ini mereka hanya menerima informasi dari satu pihak, yakni dari Bacchini. PSSI juga mengutus seorang konsultan hukum bernama Andre Meyer untuk meminta pengadilan olahraga dunia itu membuka lagi panel sidang.
CAS kemudian mengabulkan permintaan PSSI agar panel dibuka lagi. Celah inilah yang dimanfaatkan PSSI untuk meminta Bacchini membuktikan klaimnya. PSSI, kata Rudolf, optimistis CAS tak akan mengegolkan tuntutan Bacchini karena nilai klaimnya tak masuk akal.
Dalam salinan klaim Bacchini yang diterima Tempo, disebutkan PSSI harus membayar US$ 442 ribu untuk pembayaran kontrak plus membayar bunga senilai US$ 39.140. Bunga harus dibayar karena PSSI dianggap terlambat melunasi kewajibannya.
Selain itu, Bacchini juga menuntut PSSI untuk mengganti uang tunjangan yang telah ia keluarkan untuk berbagai keperluan. Dalam salinan tersebut, Bacchini menuntut PSSI membayar sekitar US$ 139 ribu untuk bayar rumah, sewa mobil, telepon, pajak, dan komputer.
Bacchini juga memasukkan biaya perkara kasus di CAS dalam tagihan yang harus dibayar PSSI, yakni sebesar US$ 44 ribu dan biaya pengacara sebesar US$ 33 ribu. Total tagihan yang diklaim Bacchini mencapai US$ 699 ribu. Angka inilah yang harus dibayar PSSI jika CAS memenangkan gugatan Bacchini.
Rudolf mengatakan pihaknya optimistis CAS tak akan memenangkan gugatan Bacchini. Kalaupun menang, kata Rudolf, tagihan yang harus dibayar tak sampai US$ 100 ribu. "Karena memang banyak yang janggal dalam klaim tersebut," kata Rudolf.
Saat ini, Rudolf mengatakan, pihaknya masih menunggu kabar kapan persisnya sidang panel akan dibuka kembali. Untuk keperluan itu pula, Ketua Umum Djohar Arifin dan wakilnya, Farid Rahman, terbang ke Swiss. (tempo.co)