Kediri - majalahbuser.com, Direktur Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia, Suwandi, mengapresiasi acara gerakan panen jagung secara serentak yang dilaksanakan di Desa Pelemahan, Kecamatan Pelemahan, Kediri, Minggu (11/11).
Dikatakan oleh Suwandi, lewat acara ini dapat menjadi bukti petani Indonesia masih bisa mencukupi kebutuhan jagung saat ini. Dalam data Kementan produksi jagung secara nasional, sejak Januari-September 2018 Indonesia sudah ekspor jagung 372 ribu ton. Jika dikurangi rencana impor 100 ribu ton, diperoleh surplus 272 ribu ton.
“Dan jika ditambah lagi dengan menghemat stop impor selama ini sekitar 3,5 juta ton pertahun setara Rp 10 triliun, maka surplus total menjadi 3,77 juta ton setahun. Tahun lalu 2017, tidak ada impor jagung pakan ternak,” tegasnya.
Lebih lanjut Suwandi mengapresiasi produksi jagung di Kediri. Lahan jagung di Kediri tidak hanya untuk pakan, tapi juga untuk benih dan jagung manis yang sudah bekerja sama dengan perusahaan multinasional.
Adapun total produksi jagung pakan di bulan November 2018 sebesar 31,8 ribu ton. Jika dikalikan harga jagung Rp 5.050 per kg maka pendapatan petani di Kediri bulan ini sebesar Rp. 160 miliar.
“Petani di Kediri tiada henti olah tanah, tanam dan panen jagung. Musim hujan sudah mulai, 2 minggu habis panen langsung tanam. Jarak tanam dirapatkan dari 32 ribu batang per ha menjadi 60 ribu batang per ha, diberi pupuk organik yang baik agar setiap batang bertongkol 2 dan produktivitas menjadi 11 ton per ha," katanya.
"Jadi ke depan stok jagung melimpah, kebutuhan dalam negeri bisa kita penuhi sendiri,” lanjutnya.
“Untuk mengintensifkan lahan, agar dilakukan pola tanam tumpang sari antara jagung dengan tanaman sayuran atau tanaman lainnya. Sehingga petani terus bertambah pendapatannya,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Suwandi menekankan pentingnya melakukan pembenahan aspek hilir dan berbagai program untuk memacu peningkatan produksi sehingga kesejahteraan petani terus meningkat. Kementan pasti membantu petani, tidak hanya berupa benih dan pupuk tetapi juga berupa bantuan alat mesin pertanian.
“Kami akan bantu petani. Jadi jangan sampai lahan menganggur, harus terus ditanam dan panen. Aspek hilir harus dibenahi, tidak hanya mencukupi kebutuhan sendiri tetapi bisa ekspor,” tandasnya. (kominfo/adv)