Tulungagung - majalahbuser.com, Sudah memiliki Museum Wajakensis, Pemkab Tulungagung memandang hal itu belum cukup menyusul penemuan berbagai jenis fosil di Gua Tenggar, Desa Tenggarejo, Kecamatan Tanggunggunung. Apalagi diperkirakan masih banyak hal lain yang belum tersingkap dari bumi Tulungagung.
Untuk itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tulungagung berencana membangun museum peradaban manusia.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tulungagung Suharto mengatakan, pembuatan museum peradaban manusia di Tulungagung memang masih sebatas rencana. Karena semua memerlukan kajian-kajian menyeluruh, khususnya mengenai potensi kekayaan prasejarah yang belum tersingkap semuanya.
“Kami merasa dari museum ini bisa menjadi sarana untuk mempelajari peradaban manusia jika nantinya benar-benar terealisasi,” katanya.
Menurut dia, jika dibandingkan daerah lain, khususnya Sangiran, formasi yang dimiliki Tulungagung tampaknya jauh lebih banyak. Yakni mulai Wajakensis, Song Gentong, dan lain sebagainya. Sehingga dia menampik adanya unsur pemaksaan untuk segera merealisasikan rencana tersebut.
“Lagipula itu perlu dikaji lagi secara lebih lanjut,” jelasnya.
Suharto melanjutkan, dalam pandangannya, museum peradaban bakal diisi berbagai hal yang berhubungan dengan pola peradaban di Kota Marmer sejak zaman prasejarah yang lebih banyak menggunakan peralatan batu hingga kini. Yakni sejak manusia berburu, bercocok tanam, industri, telekomunikasi, hingga teknologi informasi sekarang.
“Semua menjadi satu korelasi yang sambung menyambung dan membentuk cerita sejarah di kabupaten ini,” ujarnya.
Suharto mengakui, langkah untuk mewujudkan museum ini masih panjang. Jika semua aspek sudah mendukung, tentunya bakal dilakukan replikasi. Apalagi diharapkan nantinya museum ini bisa menjadi salah satu penyokong pendapatan asli daerah (PAD) yang memang menjadi proyeksi sudah disusun.
“Pembuatan museum juga disesuaikan dengan visi misi pemerintah daerah untuk kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. (adv)