Kediri - majalahbuser.com, Dengan semakin cepatnya perkembangan zaman sekarang, kecanggihan teknologi maupun media informasi juga turut berkembang pesat. Salah satunya media sosial yang merupakan dampak dari kemajuan teknologi tersebut.
Masifnya berita maupun informasi yang tersebar melalui media sosial sudah tidak bisa terelakkan lagi. Selain bermanfaat untuk mempermudah akses berkomunikasi, di sisi lain dengan banyaknya pengguna media sosial, bisa berdampak negatif dengan beredarnya berita yang tidak bertanggung jawab seperti berita bohong atau berita hoaks.
Di jaman sekarang menghadapi era dunia digital dengan budaya dan karakteristik zaman milenial, rasa kebhinekatunggalekaan saat ini sudah mulai pudar, bahkan dengan media sosial berita maupun informasi saja berpotensi bisa memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk menyikapi hal tersebut Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Putri Nadlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Kediri menggelar Workshop Literasi Digital dengan tema “Merawat Kebhinekatunggalikaan dengan Bijak Bermedia Sosial” di Aula Kantor PCNU Jl. Imam Bonjol No. 38 Kediri, (18/10).
Turut hadir dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, jajaran pengurus pengelola website indonesiabaik.id, Kominfo Provinsi Jatim, Kominfo Kab. Kediri, PCNU Kab. Kediri serta peserta sebanyak 250 perwakilan pelajar baik SMA, SMK, mahasiswa, pengurus cabang IPPNU, maupun santriwan dan santriwati se-Kab. Kediri.
“Tujuan dari diselenggarakannya workshop ini adalah untuk menciptakan generasi muda yang optimis, berfikiran positif, menjunjung tinggi nasionalisme dan kebhinekaan serta menjadi pengguna media sosial yang bertanggung jawab", ujar Siti Meiningsih selaku Direktur Pengelolaan Media dari Kementerian Kominfo.
"Dengan jumlah pengguna media sosial yang besar, salah satunya facebook penggunanya mencapai 1 milyar akun di seluruh dunia, per Agustus 2017 saja penguna aktif Whatsapp bahkan mencapai 1,1 milyar pengguna di seluruh dunia, untuk pesan dalam whatsapp saja mencapai 5,5 milyar pesan per hari." lanjutnya.
"Untuk itu dengan banyaknya media teknologi dan informasi, literasi media perlu segera kita gaungkan, supaya informasi maupun berita yang beredar disaring terlebih dahulu sebelum kita share," tambah Sovia Kurniawati dari Diskominfo Propinsi Jatim.
"Dengan adanya UU ITE, kita harus bijak dan berhati-hati dalam bermedia sosial agar terhindar dari dampak negatifnya. Jadi adanya literasi media sekarang ini merupakan hal yang sangat positif. Dan kami sangat mendukung penuh untuk bersikap memilih dan kritis terhadap media sosial, supaya terkontrol dalam mengaksesnya di kehidupan bermasyarakat,” ujar Sovia.
Dalam acara workshop ini juga disampaikan Ideologi Pancasila oleh Bob. R. Randilawe, staf ahli dari BPIP. Sedangkan Abror Fauzi seorang praktisi Indonesiabaik.id menyampaikan tentang pembuatan konten positif videografis meme maupun vlog.
"Diharapkan workshop ini menjadi titik awal tumbuhnya pendidikan karakter sebagai kunci utama untuk kembali melahirkan generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme dan kebhinekaan yang tinggi pada era globalisasi sekarang ini. Oleh karena itu para generasi milenial sekarang ini khususnya para pelajar harus bisa memanfaatkan media sosial dengan baik dan cerdas," imbuh Nur Wedia Devi Rahmawati, Ketua IPPNU Kab. Kediri. (kominfo/adv)