Jakarta – Koridor lantai Mezzanine di Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia roboh siang tadi sekitar pukul 12.20 WIB. Korban akibat robohnya balkon penghubung antara tower satu dan dua gedung Bursa Efek Indonesia berjumlah 77 orang.
Pantauan di lokasi kejadian, daftar nama-nama korban terpampang di white board. Mereka dirawat di beberapa rumah sakit, di antaranya sejumlah 32 orang dirawat di RS Siloam, 20 orang dirawat di RS Jakarta, RS Mintoharjo 17 orang.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan kronologi ambruknya koridor di gedung BEI itu. Menurut saksi, mereka saat itu sedang bekerja dan berada di lobi. Di waktu itu juga sedang ada kunjungan mahasiswa di Bursa Efek Indonesia.
"Tiba-tiba terdengar suara kencang dari dalam Tower 2. Setelah dicek ternyata lantai 1 Tower 2 roboh. Dan, saksi melihat beberapa korban sudah jatuh," tuturnya.
Terkait musibah ini, ia mengatakan, pihak kepolisian masih menggelar olah kejadian perkara (TKP), memanggil tim Laboratorium Forensik, membuat posko di TKP, dan terus berkoordinasi dengan pihak Bursa Efek Indonesia.
Sementara, Pengelola gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan akan menanggung semua biaya pengobatan korban akibat peristiwa ambruknya balkon Gedung BEI siang tadi, Senin 15 Januari 2018.
Kepala Bisnis Development RS Siloam Semanggi Triana Tambunan mengatakan bahwa pengelola gedung Bursa Efek Indonesia sudah berkomunikasi dan menghubungi pihaknya terkait biaya pengobatan para korban.
"Sudah komunikasi dengan kami dan menyampaikan untuk biaya pengobatan korban," ujar Triana di Jakarta.
Lebih dari 30 orang korban akibat balkon Gedung BEI yang roboh tengah dirawat di rumah sakit itu. "Mereka bertanggung jawab untuk pembiayaan yang masuk ke sini, mereka tanggung jawab," ujarnya.
Terpisah, Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap kejadian di gedung bursa tersebut tidak membuat surut rasa percaya investor kepada perekonomian Indonesia.
"Kami berharap ini tidak mempengaruhi confidence atau yang lain-lain. Kami harapkan ini pure accident. Menunggu dari penyelidikan," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (15/1/2018).
Dia menyebutkan, Kementerian Keuangan terus meminta update kepada beberapa lembaga seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta beberapa lembaga lainseperti Lembaga Pengawas Independen Indonesia (LPII), World Bank untuk proses penanganan evakuasi yang dilakukan.
"Kami berharap keselamatan keseluruhan. Moga-moga ini tidak menimbulkan korban jiwa. Untuk yang mengalami luka tentu akan dilakukan langkah-langkah untuk bisa menerima bantuan pengobatan," papar dia. (viva/detik/bsr1)