Dari informasi yang dihimpun detiksurabaya.com, semburan itu memancar cukup tinggi, mulai dari 10 cm - 15 meter. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Polsek Benjeng dibantu Polres Gresik melokalisir lokasi.
Selain memasang police line, petugas juga memasang anyaman bambu di areal lokasi yang jaraknya 50 meter dari titik semburan. Alasannya, polisi khawatir jika ada warga yang merokok saat datang ke lokasi bisa menyebabkan kebakaran.
"Karena diduga semburan ini ada gas-nya. Bau gas ini berbeda dari bensin. Bau gas-nya lebih kuat," tandas Imam.
Dari pantaun di lokasi, warga mulai dewasa hingga anak-anak berkerumun mendatangi lokasi semburan. Polisi juga sibuk mengimbau agar warga yang datang tidak merokok atau menyalakan api.
Sumur Minyak Zaman Belanda Sempat Ditambang 2 Tahun Lalu
Lokasi semburan lumpur bercampur gas di Metatu berada di sekitar area sumur minyak peninggalan Belanda. Setidaknya ada 8 bekas sumur minyak di area tersebut.
"Di areal waduk seluas 9 hektar ini ada 8 sumur peninggalan zaman Belanda," ujar Kapolsek Benjeng, AKP Imam Syafii, kepada wartawan di lokasi, Rabu (14/11/2012).
Darii 8 titik, hanya satu titik yang disewakan ke warga dan dananya masuk ke kas desa Metatu. Sementara 7 sumur lainnya sudah tidak diaktifkan lagi sejak zaman Belanda.
"Yang sumur ini yang paling dekat dengan titik semburan masih sempat ditambang untuk diambil minyaknya," tambah Imam.
Warga setempat menyebut minyak yang dihasilkan dengan sebutan lantong. Sekretaris LKMD Metatu, Hari Utomo, mengatakan, sumur tersebut disewa seharga Rp 1,5 juta per 3 tahun. Dalam sehari sumur itu dapat menghasilkan 3-4 drum lantong. Lantong itu diolah untuk digunakan sebagai campuran solar.
Namun sumur itu hanya digarap selama setahun. Penyewa tidak melanjutkan pengambilan lantong dengan alasan merugi. Praktis sejak dua tahun lalu, tak ada kegiatan di sumur tersebut.
"Belum ada setahun sudah tidak ada aktivitas lagi karena merugi. Semburan itu tiba-tiba muncul sendiri," tukas Hari.
Seperti diberitakan sebelumnya, Warga Metatu, Benjeng digemparkan kejadian semburan lumpur yang mengandung gas. Semburan itu terjadi di sebuah waduk desa yang terdapat bekas sumur minyak peninggalan zaman Belanda. (detikSurabaya)