Rumah penduduk terendam banjir dengan ketinggian antara 70-130 sentimeter, bahkan jika hujan turun lagi maka kondisi wilayah tersebut semakin parah.
Sejauh ini dilaporkan belum ada korban jiwa, namun aparat terus mengingatkan penduduk setempat agar segera mengungsi.
Puluhan personel dari SAR, PMI, dan TNI mengevakuasi para korban, terutama warga yang bermukim di daerah yang jauh dari lokasi pengungsian, seperti di Desa Kecipir Kecamatan Losari, dan Jalan Raya Kecamatan Tanjung.
"Seluruh warga yang rumahnya terendam banjir akan diungsikan ke sejumlah lokasi pengungsian, bahkan bagi warga yang menolak diungsikan dengan berbagai alasan tetap akan dipaksa dievakuasi karena ketinggian air semakin naik apalagi sekarang cuaca mendung lagi," kata Kepala Pelaksana BPBD Brebes, Supriyono, di Brebes, Sabtu.
Ia mengatakan, mulai hari ini hingga beberapa hari ke depan proses evakuasi pengungsi akan terus dilakukan hingga air surut, bahkan hewan ternak seperti kambing, itik, dan ayam ikut dievakuasi agar warga tenang dan nyaman di pengungsian karena tidak lagi mengkhawatirkan kondisi hewan peliharaan mereka.
"Laporan kejadian banjir tersebut baru masuk ke pemerintah daerah hari ini, sehingga BPDB langsung mengerahkan puluhan personel SAR, beberapa alat transportasi untuk mengangkut para korban dari lokasi banjir ke tempat pengungsian," katanya.
Selain mengevakuasi warga, kata dia, pemerintah daerah juga mendirikan posko pengungsian di sejumlah titik, dapur umum, serta posko kesehatan untuk melayani kebutuhan kesehatan dan makanan para korban selama di pengungsian.
"Sejumlah tim medis dari puskesmas terdekat juga diterjunkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada para korban, karena puluhan warga mengalami sakit akibat terendam air yang semakin hari kian tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kecipir, Akrom, mengatakan banjir menggenangi rumah 1.425 kepala keluarga atau 5.700 jiwa dengan ketinggian hingga sekitar satu meter, bahkan di Dukuh Blangko dan Dukuh Bancang, Desa Kecipir ketinggian air mencapai lebih dari satu meter, sehingga harus segera diungsikan terutama anak-anak karena rawan tenggelam.
"Sejak Kamis malam sebagian warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat dekat yang tidak terlalu parah terkena banjir, karena untuk berjalan hingga ke balai desa atau gedung sekolah yang aman dari baniir harus menempuh perjalanan sekitar dua kilometer dengan kondisi jalan tergenang air," katanya.
Ia mengatakan, para korban banjir sementara akan diungsikan di Sekolah Dasar Negeri 02 Kecipir, Masjid At- Taqwa, dan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda hingga air yang menggenagi rumah mereka surut.
Menurut dia, sejak rumah warga tergenang banjir aktivitas menjadi lumpuh, bagi warga yang sehari-hari sebagai petani tidak dapat mencangkul karena lahan pertanian dan tambak ikan tergenang banjir, sedangkan para pedangang tidak dapat mengangkut barang dagangan ke pasar terdekat.
"Untuk kebutuhan makan selama dua hari terakhir warga terpaksa membuat tungku dengan bahan bakar kayu yang sengaja di letakan di atas tumpukan batu bata atau seng agar api dapat menyala, karena ketinggian air semakin hari kian bertambah," katanya.
Ia mengatakan, wilayah Desa Kecipir bukan termasuk wilayah langganan banjir, namun karena curah hujan tinggi sejak Kamis malam dan air Sungai Cisanggarung, Trengguli, dan Sibancang yang melintas di desa tersebut meluap dan mengalir ke pemukiman warga. (ant)