Tulungagung -- majalahbuser.com, Kirab budaya memakai busana adat tempo dulu mewarnai prosesi Hadeging Bhumi Perdikan Desa Tawangsari Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Minggu pagi, 23/4.
Acara yang dimulai dari depan Masjid Jami' desa Tawangsari dan finish ditempat yang sama itu berlangsung semarak dan meriah, karena hampir seluruh warga masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa turut berpawai keliling desa Tawangsari.
Selesai kirab, acara dilanjutkan dengan prosesi sakral bertempat di halaman Masjid paling tua di Kabupaten Tulungagung yang juga dihadiri Bupati Tulungagung Syahri Mulyo, SE, M.Si. Selain itu, juga dihadiri Muspika Kedung waru, Kepala Desa Tawangsari, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat setempat serta rombongan yang berasal dari Kraton Mataram, Jogjakarta.
Bupati Tulungagung dalam sambutannya mengatakan, tradisi budaya ini sudah berlangsung secara turun temurun dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.Oleh karena itu kegiatan semacam ini patut dilestarikan dan dikembangkan sebagai khasanah budaya yang diharapkan dapat memperkaya budaya Nasional.
Bupati Juga berharap, hendaknya upacara adat ini bukan hanya sekedar acara seremonial semata, akan tetapi yang paling penting bagaimana pelaksanaannya mampu memberikan perubahan yang lebih baik terhadap sikap keberagaman, sehingga memandang Agama bukan sekedar Ibadah spiritual semata namun juga mampu menjadi pemersatu.
Ditemui terpisah, Camat Kedungwaru Anang Pratistianto, ST, M.Si mengatakan, kegiatan ini merupakan potensi andalan yang ada di desa Tawangsari dengan mengangkat kembali budaya tempo dulu.
Ceritanya, dahulu pada zaman Kerajaan Mataram Desa Tawangsari diberi hadiah oleh Raja karena rakyat di desa tersebut banyak yang memeluk Agama Islam berupa tanah Perdikan Tawangsari. Dan dalam sejarahnya Desa Tawangsari ini juga termasuk babad berdirinya Kabupaten Tulungagung.
Untuk itu, Ia berharap kedepannya nanti kegiatan ini bisa menjadi salah satu wisata religidan sekaligus memperbanyak khasanah seni dan budaya di Kabupaten Tulungagung.
Selain dari itu, saat digelar bazar, produk UMKM Desa Tawangsari banyak diminati, khususnya kuliner khas masyarakat setempat Nasi Loncom yang merupakan makanan rakyat Tawangsari. Bahannya terdiri dari nangka muda dicampur sayur kangkung, dimasak kuah bening kemudian disantap dengan lauk lentho dan rempeyek. Nasi Loncom sangat digemari oleh pengunjung karena selain rasanya enak dan lezat, harganya juga murah.
Demikian pula pameran Baju Koko hasil konfeksi UMKM setempat juga menyedot perhatian pengunjung sehingga meningkatkan transaksi penjualan yang cukup tinggi. Menurut camat Kedungwaru, Anang Pratistianto, Baju Koko buatan masyarakat Desa Tawangsari sudah dipasarkan hingga keluar kota Tulungagung. (unt/adv)