Kediri - majalahbuser.com, Batik adalah wujud kekayaan budaya dan warisan luhur penuh makna yang dimiliki bangsa Indonesia. Di setiap daerah di penjuru nusantara, batik selalu menjadi busana sekaligus kearifan lokal yang memendam filosofi dalam setiap coraknya. Tak jarang, batik menjadi ciri khas dan penanda akan sebuah kultur wilayah.
Pun demikian dengan batik di Kabupaten Kediri. Ragam corak batik yang ditampilkan berasal dari potensi yang dimiliki Bumi Panji Kediri. Ada motif jaranan, Simpang Lima Gumul, wayang, durian, dan banyak potensi lainnya.
Kini ada lagi yang hadir di dunia batik Kediri. Namanya adalah Batik Batu Mangga. Alamatnya di Desa Surat, Kecamatan Mojo. Perajin batik di desa ini berjumlah 25 orang yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik Batu Mangga.
Cukup unik motif yang menjadi ciri Batik Batu Mangga. Yakni gambar batu krecak dan mangga podang di setiap karyanya. Memang Desa Surat sejak dahulu adalah daerah sentra pemecah batu krecak dan petani mangga podang.
Salah satu pengurus KUB Batik Batu Mangga, Siti Masfufah, menceritakan awalnya dulu tidak ada bayangan kalau sekarang menjadi pengrajin batik. Karena warga di daerah ini tidak ada ketrampilan membuat batik sedikitpun.
“Warga disini mata pencahariannya menjadi pemecah batu dan petani. Tidak ada yang punya dasar ketrampilan batik. Lalu saat itu diajak dari pelatihan membatik dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kediri, “ kata Siti, (17/10).
“Lalu mereka yang dapat pelatihan membatik ditularkan kepada yang lain. Hingga akhirnya kini ada 25 pengrajin batik yang tergabung dalam KUB ini. Nggak nyangka sekarang Desa Surat menjadi sentra kerajinan batik,” tuturnya.
“Motif yang kami angkat dalam batik adalah potensi kami yakni batu mangga. Menggambarkan mata pencaharian warga kami yakni pemecah batu dan sentra mangga podang,” tambah wanita berkerudung ini.
Siti juga menuturkan, setiap bulan KUB Batik Batu Mangga sanggup produksi sebanyak 30 lembar batik. Pemasaran batik produksinya tidak hanya menggunakan cara konvensional, namun juga telah memanfaatkan teknologi informasi dalam menjangkau pasar.
“Selain dipasarkan dengan cara tradisional, promosi juga menggunakan medsos seperti Instagram. Selain itu kami juga aktif ikut kegiatan pameran. Alhamdulillah, pasar positif menerima produk kami sehingga kami konsisten produksi per bulan 25-30 lembar batik,” ujar Siti.
“Harga kami cukup bersaing. Untuk kualitas batik tulis dengan harga 250 ribu per lembar menurut saya cukup terjangkau. Rentang harga kami memang antara 250 ribu sampai paling mahal 1,7 juta. Tergantung tingkat kesulitan pengerjaannya,” pungkasnya.
Bagi Anda yang berminat akan Batik Batu Mangga Desa Surat, dapat berkunjung ke workshop KUB Batik Batu Mangga di Desa Surat, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Pimpinan Ibu Dwi Setyoningrum dengan nomor HP 081 231 770 170. (Kominfo/Adv)