Kediri - majalahbuser.com, Tahun 2018 menjadi tahun optimisme kebangkitan pertanian organik di Kabupaten Kediri.
Hal ini sesuai instruksi presiden agar Kabupaten Kediri dapat menjadi sentra pertanian organik. Harapannya tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri namun juga permintaan ekspor luar negeri.
Menjadi langkah tanggap, Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno mengajak diskusi seluruh petani organik se-Kabupaten Kediri di Gubug Lazaris, Desa Sambirejo, Kecamatan Pare, Rabu (13/12). Hadir pula dalam kesempatan ini praktisi pertanian organik dari Wonogiri dan Kepala SKPD terkait.
Bupati Kediri, dr. Hj. Haryanti Sutrisno menyampaikan prospek pertanian organik kedepan sangat besar. Permintaan pasar di dalam dan luar negeri besar.
"Untuk itu Presiden Jokowi meminta agar kita melebarkan area tanam. Selain itu juga memperbaiki kualitas mulai produksi hingga penanganan pasca panen." Jelasnya.
"Kita tidak hanya menanam, namun juga berpikir untuk penjualan. Oleh karena itu saya bentuk tim pemasaran pertanian organik. Nantinya akan membantu mulai merk, kemasan hingga distribusi yang dapat menembus korporasi dan ritel," terangnya.
"Sebelum lebarkan sayap untuk penjualan, kualitas yang kita tanam se-Kabupaten Kediri harus seragam, karena harga organic kan cukup mahal kalau rasa tidak enak tentu akhirnya kurang diterima pasar. Saya mengajak diskusi petani semua disini, tanaman apa yang sekiranya mudah tidak kena hama, empuk, pulen dan wangi," tambahnya.
Bupati melanjutkan perlunya petani merubah cara berpikir tentang pertanian organik. Dimana kepercayaan dan kepuasan pelanggan terhadap merk organik dari Kabupaten Kediri merupakan aset yang harus dijaga.
"Bisnis pertanian organik itu kepercayaan. Butuh proses membuat orang percaya beras organik kita ini berkualitas dan terpercaya. Membangun merk ini tidak mudah. Oleh karena itu kepercayaan dan kualitas harus terus kita jaga," pesan Bupati Haryanti Sutrisno yang juga rutin mengkonsumsi beras organik.
Sambutan positif juga diungkapkan oleh para petani organik akan niat Kabupaten Kediri dalam mengembangkan pertanian organik. Salah satunya diungkapkan Romo Hardo, Pemilik Gubuk Lazaris yang sudah menekuni organik sejak 2008.
"Saya senang merasakan semangat akan pengembangan organik di Kabupaten Kediri. Harapanya dorongan pemerintah ini juga terasa dalam bentuk adanya penyuluh yang khusus menangani organik, kemudahan membangun sertifikasi organik, wadah paguyuban guna fasilitas saling bertukar pikiran dan akses pemasaran," jelasnya.
Potensi ekonominya masih besar dan membuat kita kembali mengolah tanah menjadi kembali sehat. Karena seperti kita tahu tanah sudah begitu berat menanggung beban kimia yang membuatnya sakit, " terangnya. (kominfo/adv)