Kediri - majalahbuser.com, Pemerintah Kabupaten Kediri melaluhi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) menggelar pembinaan pelatihan pengembangan produk olahan nanas dalam rangka kegiatan sistem inovasi daerah Kab. Kediri. Kegiatan ini digelar di kantor Kecamatan Ngancar, Rabu (12/9).
Hadir dalam acara ini Kepala Balitbangda Kab. Kediri Drs. Eko Setyono, M.Si, Kepala Bidang Pengembangan Kemitraan dan Sistem Inovasi daerah Balitbangda Provinsi Jawa Timur, Heru Wahono Santoso, S.Sos.MM, Plt. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kab. Kediri, drh. Munfarid, MM, Camat Ngancar.
Selain itu juga nampak hadir perwakilan dari SKPD terkait, Muspika, serta peserta yang merupakan para pelaku UMKM Kec. Ngancar yaitu 5 orang perwakilan dari Desa Sugihwaras, Desa Babadan, Desa Sempu, Desa Ngancar dan Desa Bedali.
Kepala Balitbangda Kab. Kediri Drs. Eko Setyono, M.Si, menyampaikan tujuan dari pembinaan serta pelatihan pada hari ini adalah untuk memperkenalkan inovasi pemanfaatan olahan buah nanas yang terbuat dari kulitnya dan diolah menjadi nata de Pina atau seperti nata de Coco yang terbuat dari air kelapa.
"Diharapkan dengan pemanfaatan olahan kulit nanas menjadi nata depina ini bisa menjadi produk unggulan yang bernilai ekonomi bagi warga. Untuk itu perlu adanya sistem inovasi yang berkelanjutan yang melibatkan banyak instansi terkait serta peran dari masyarakat, mulai dari proses penanaman bibit sampai panen hingga pemanfaatannya,” ujar Eko Setyono.
Secara teknis Kabid Inovasi dan Teknologi Balitbangda Kab. Kediri Subagio menjelaskan cara membuat nata de pina berupa kulit, buah nanas dibersihkan mata serta empulurnya kemudian dipotong kecil-kecil dan dicuci. Kemudian bahan dihancurkan dengan blender dan dimasak sampai mendidih kemudian disaring. Hasil saringan ditambah gula 10 gram per liter kemudian dididihkan lagi.
Setelah mendidih biarkan 10 menit dan ditambah asam cuka sebanyak 30 ml per liter. Kemudian dimasukkan ke dalam nampan plastik yang sudah distrilkan dengan cara dikukus atau direbus terlebih dahulu kemudian ditutup dengan kertas koran yang sudah disterilkan dengan cara diseterika dan diikat sampai rapat.
Untuk starter/bibit nata dimasukkan ke dalam botol yang sudah disterilkan. Setelah dingin atau 7 – 8 jam, cairan stater dimasukkan ke dalam nampan atau botol sebanyak 20% dan ditutup kembali.
“Biarkan selama 7 – 10 hari (fermentasi). Setelah terjadi penggumpalan dinamakan pelikel dipotong-potong kecil, ditiriskan dan direndam dalam selama 2 – 3 hari untuk menghilangkan asamnya. Selama perendaman air sering diganti. Potongan nata direbus selama 30 menit lalu ditiriskan,” jelas Subagio.
Pada kesempatan yang sama, Camat Ngancar Suharyono menambahkan Kec. Ngancar merupakan sentra penghasil buah nanas yang sudah merambah pasaran ekspor. Dalam satu hari saja bisa menghasilkan 2-4 ton kulit nanas yang terbuang begitu saja, dan biasanya hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk.
Kegiatan pembinaan serta pelatihan produk olahan nanas ini diharapkan bisa memaksimalkan pemanfaatan kulit nanas yang sangat melimpah di Kec. Ngancar. (Kominfo/Adv)